Menurut Menteri Johnny, pelaksanaan analog switch off TV Broadcasting (ASO TV) di Indonesia dilakukan secara multi-fase atau bertahap. Penerapan kebijakan diawali dengan pelaksanaan simulcast atau siaran TV digital dan analog secara bersamaan yang telah dilakukan sejak tahun 2019.
“(Hal itu) untuk mempersiapkan beralihnya masyarakat ke penyiaran digital. Pendekatan ini juga dilakukan oleh negara-negara dengan area geografis yang luas seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Jepang,” ujarnya.
Menkominfo menegaskan Indonesia tidak jauh tertinggal dengan negara-negara lain dalam menerapkan teknologi digital dan jaringan 5G.
“Kita telah memulai ASO Penyiaran TV pada 30 April 2022 dan akan terus dilakukan sampai dengan 2 November 2022, sebagaimana amanat UU Cipta Kerja, dan selanjutnya masyarakat di Indonesia akan dilayani melalui siaran Televisi Full Digital (Digital Penuh),” tandasnya.
Menteri Johnny menyatakan manfaat dari penggelaran jaringan 5G diproyeksikan akan menciptakan sebanyak 4,6 juta lapangan pekerjaan baru bidang 5G dan berkontribusi terhadap perekonomian nasional sebesar Rp2.874 Triliun di tahun 2030.
“Nilai kontribusi ini juga diperkirakan akan terus meningkat dan dapat menciptakan 5,1 juta lapangan pekerjaan baru, dan diproyeksikan kontribusi terhadap perekonomian mencapai Rp 3.549 triliun pada tahun 2035,” jelasnya.
Namun, Menkominfo menegaskan potensi itu akan bisa diwujudkan jika seluruh elemen bangsa bersama menyukseskan full digital broadcasting pada bulan November 2022 agar memberi ruang lebih luas bagi pertumbuhan jaringan 5G di dalam negeri
“Tentunya, dalam memaksimalkan potensi–potensi tersebut, kita bersama-sama perlu menyukseskan pelaksanaan full digital broadcasting pada bulan November 2022 ini agar memberi ruang lebih luas bagi pertumbuhan jaringan 5G di dalam negeri, di samping pita frekuensi Coverage Band dan High Band termasuk Millimeter Wave Spectrum,” pungkasnya.