Suara.com - Tak bisa dipungkiri sejak pandemi Covid-19 pada Maret 2020 telah membawa berkah bagi kinerja neraca perdagangan Indonesia.
Pasalnya selama 24 bulan berturut-turut atau 2 tahun terakhir, neraca perdagangan Indonesia selalu mencatatkan nilai surplus dari sebelumnya yang mengalami kondisi defisit.
Terbaru, pada bulan April 2022 neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus sebesar USD7,56 miliar.
"Surplus perdagangan kita pada April surplus USD7,56 miliar dan kalau kita perhatikan surplus ini beruntun selama 24 bulan," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi persnya, Selasa (17/4/2022).
Baca Juga: Ekspor April 2022 Melesat 47,76 Persen, Kepala BPS: Sangat Impresif
Surplus ini diperoleh lantaran nilai ekspor pada bulan tersebut lebih tinggi dibandingkan nilai impor.
Dijelaskan Margo ekspor pada April 2022 mencatatkan pertumbuhan 47,76 persen atau sebesar USD27,32 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year on year (yoy).
Begitu juga jika dibandingkan secara bulanan atau month on month (mom), angka ekspor ini naik 3,11 persen.
Peningkatan ekspor ini didorong oleh peningkatan ekspor baik minyak dan gas (migas) maupun non migas, bila dibandingkan dengan bulan Maret 2022.
Ekspor migas pada bulan April 2022 tercatat USD1,43 miliar atau naik 2,01 persen mom dari capaian nilai ekspor migas pada bulan Maret 2022 yang sebesar USD1,41 miliar.
Baca Juga: 5 Provinsi dengan Upah Buruh Terendah di Indonesia, Rata-ratanya Tak Sampai Rp 3 Juta!
Sedangkan ekspor non migas tercatat USD25,89 miliar, atau naik 3,17 persen mom dari bulan Maret 2022 yang sebesar USD25,08 miliar.
Sementara dari sisi impor pada April 2022 justru mengalami penurunan bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Dimana, nilai impor pada bulan April 2022 sebesar USD19,76 miliar atau turun 10,01 persen mom tapi jika dibandingkan secara tahunan atau yoy meningkat 21,97 persen.
“Kalau dilihat, sama bagaimana pola pertumbuhan impor kita secara bulanan pada tahun 2021. Ada penurunan pada bulan April,” ungkap Margo.
Penurunan nilai impor pada bulan April 2022 ini didorong oleh penurunan impor non minyak dan gas (non migas). Kinerja impor non migas tercatat USD15,95 miliar, atau turun 13,65 persen mom dari bulan Maret 2022 yang sebesar USD18,47 miliar.
Namun, nilai impor migas pada bulan April 2022 tercatat USD3,81 miliar atau naik 9,21 persen mom.