Suara.com - Kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve berdampak pada harga aset kripto cenderung menurun pada pertengahan 2022.
"Saya pikir sentimen negatif yang menyebabkan kripto menurun beberapa hari terakhir terjadi karena kebijakan kenaikan suku bunga The Fed. Kebijakan ini bertujuan untuk meredam inflasi di Amerika yang sedang melonjak. Oleh karena itu, tidak heran jika para “whales” memilih untuk menjual aset kriptonya dan keluar terlebih dahulu," ujar CEO Indodax, Oscar Darmawan, Jumat (13/5/2022).
Menurut dia. harga kripto yang turun beberapa hari belakangan turun disebabkan aksi jual yang lebih banyak dibanding aksi beli oleh para investor sehingga penawaran yang ada di pasar lebih banyak dibanding permintaannya.
Selain itu, ujar dia, aksi jual besar besaran tersebut tentu terjadi akibat sentimen negatif yang terjadi belakangan ini.
Baca Juga: Investor Whale Kripto Diprediksi Akan 'Serok' Untung Saat Harga Bitcoin Runtuh
Ia mengatakan, dengan kondisi bursa kripto yang menurun, investor cenderung menunggu sehingga pergerakan dari pasar kripto sendiri cenderung bergerak lambat untuk naik atau bullish kembali.
Pada masa seperti ini, lanjut Oscar, ada beberapa tips trading yang bisa digunakan ketika menghadapi market yang sedang turun atau bearish. Dalam trading kripto atau apapun, money management adalah hal yang sangat penting baik ketika kondisi market sedang bearish ataupun bullish.
"Jika seorang investor memiliki money management yang baik maka bagaimanapun kondisi market tidak akan terlalu berpengaruh terhadap dirinya. Bahkan, jika seseorang memiliki money management buruk, ketika market sedang hijau sekalipun dia tidak akan menuai profit," kata dia.
"Karena itu, seseorang perlu memiliki money management yang baik sehingga bisa paham kapan waktu kembali masuk ke pasar sesuai dengan budget dan rencana investasi yang sudah dibuat," ujarnya lagi.
Tips kedua, Oscar menyampaikan, investor juga bisa memanfaatkan kondisi saat ini dengan membeli kripto karena harganya yang sedang terdiskon. Istilah ini kerap disebut sebagai buy the dip.
Baca Juga: Bitcoin 'Kebakaran', Turun Signifikan Hingga Cetak Rekor Terendah
"Kondisi buy the dip ini biasa dilakukan oleh beberapa institusi investor seperti Microstrategy Inc ataupun negara El Salvador yang sudah beberapa kali membeli bitcoin untuk cadangan devisa negaranya ketika harganya sedang terdiskon. Setelah investor membeli kripto tersebut, investor bisa menyimpan, dan menjualnya saat harganya naik nanti," ujar Oscar.
Oscar menuturkan, sering kali saat penurunan pasar seperti ini, ada saat dimana harga Bitcoin dan lain-lain tiba-tiba meningkat drastis dan justru tidak lagi turun.
"Artinya, penurunan seperti ini belum terlalu mengkhawatirkan. Para analis menyebutkan bahwa masih ada kemungkinan besar Bitcoin dan kripto lain naik secara tiba-tiba dan drastis. Indodax sudah pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Jika dilihat secara historis pun pattern bearish seperti ini tetap akan terjadi dan kemungkinan besar akan diikuti dengan all time high kembali nanti," kata Oscar.
Dengan menggunakan trik buy the dip, investor bisa meningkatkan portofolio kriptonya. Namun meskipun investor ingin melakukan teknik buy the dip, Oscar menyarankan agar para investor berhati hati, tetap menggunakan uang dingin, memilih aset kripto yang berfundamental bagus dan memiliki kapitalisasi besar, dan berpatokan terhadap trading plan yang sudah dibuat.
Terakhir, investor dapat melihat aset kripto lain yang tidak terpengaruh dengan turunnya harga Bitcoin.