Suara.com - Cadangan devisa negara Indonesia hingga akhir April kemarin berada di posisi US$ 135,7 miliar. Turun sekitar 0,33 persen dibandingkan sebelumnya di posisi US$ 139,1 miliar.
Bank Indonesia dalam keterangan resmi pada Jumat (13/5/2022) menyebut, penurunan posisi cadangan devisa disebabkan sejumlah faktor, diantaranya pembayaran utang luar negeri dan antisipasi kebutuhan likuiditas valas sejalan dengan meningkatnya aktivitas perekonomian.
Dengan posisi tersebut, cadangan devisa Indonesia sama dengan pembiayaan 6,9 bulan impor atau 6,7 bulan impor pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
"Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi," demikian sebut Bank indonesia.
Meski dengan penyusutan tipis itu, Bank Indonesia menilai, posisi cadangan devisa negara masih aman dan mampu mendukung ketahanann sektor eksternal serta menjaga stabilitas keuangan.
Sebagai informasi, cadangan devisa adalah aset yang dimiliki oleh bank sentral dan otoritas moneter, biasanya dalam mata uang cadangan yang berbeda.