Suara.com - Harga emas dan logam mulia lainnya anjlok pada perdagangan hari Kamis, dengan paladium merosot lebih dari 8 persen.
Kondisi ini terjadi setelah para investor berbondong-bondong menuju dolar didorong spekulasi Federal Reserve akan menaikkan suku bunga secara agresif.
Mengutip CNBC, Jumat (13/5/2022) harga emas di pasar spot merosot 1,6 persen menjadi USD1.823,14 per ounce. Sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup menyusut 1,6 persen menjadi USD1.824,60 per ounce.
"Dolar menguat karena sejumlah hal yang berpotensi terlihat negatif di Amerika, yang merugikan emas. Juga, pasar menyadari kemungkinan melihat kenaikan suku bunga yang cukup agresif," kata Bart Melek, analis TD Securities.
Baca Juga: Setelah Turun Berhari-hari, Harga Emas Antam Kembali Naik Jadi Rp 975.000/Gram
Dolar, saingan safe-haven melesat ke level tertinggi 20 tahun membuat emas kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya didorong kekhawatiran kebijakan moneter yang lebih ketat untuk menjinakkan lonjakan inflasi akan memukul ekonomi global.
Meski dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan spekulasi yang aman selama gejolak ekonomi dan politik, emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga Amerika, yang meningkatkan opportunity cost memegang logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil.
Sementara itu harga perak di pasar spot anjlok 4,3 persen menjadi USD20,63 per ounce mencapai level terendah sejak Juli 2020 di awal sesi.
Paladium melorot 7 persen menjadi USD1.892,69, setelah sebelumnya jatuh sebanyaknya 8,2 persen ke level terendah sejak Januari di USD1.867,68. Platinum menyusut 5,2 persen menjadi USD940,51.
Baca Juga: Data Inflasi AS Bikin Harga Emas Dunia Makin Berkilau