Suara.com - Harga minyak dunia berakhir variatif pada perdagangan Kamis, karena kekhawatiran pasokan dan ketegangan geopolitik di Eropa diimbangi ketakutan ekonomi yang mengganggu pasar keuangan akibat lonjakan inflasi.
Mengutip CNBC, Jumat (13/5/2022) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup turun 6 sen menjadi USD107,45 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate, patokan Amerika Serikat naik 42 sen, atau 0,4 persen menjadi menetap di posisi USD106,13 per barel.
"Perdagangan relatif tipis dan tidak ada yang tahu apa yang akan menggerakkan jarum," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC, New York.
Rencana pelarangan Uni Eropa yang tertunda atas minyak dari Rusia, pemasok utama minyak mentah dan bahan bakar ke blok tersebut, diperkirakan semakin memperketat pasokan global.
Baca Juga: Ekspor Gas Rusia ke Eropa Terganggu, Harga Minyak Dunia Melesat Lebih dari 5 Persen
Uni Eropa masih membahas rincian embargo Rusia, yang membutuhkan dukungan bulat. Namun, pemungutan suara ditunda ketika Hungaria menentang larangan tersebut karena akan mengganggu perekonomiannya.
Secara lebih luas, harga minyak dan pasar keuangan berada di bawah tekanan minggu ini di tengah kegelisahan atas kenaikan suku bunga, dolar melesat ke level tertinggi dalam dua dekade, kekhawatiran atas inflasi dan kemungkinan resesi.
Penguncian Covid-19 yang berkepanjangan di importir minyak mentah utama dunia, China, juga berdampak pada pasar.
"Kejatuhan dalam pertumbuhan permintaan tidak bisa datang pada waktu yang lebih baik, dengan China tampaknya di ambang mengunci ibukota Beijing pada saat tertentu," kata Bob Yawger, Direktur Mizuho.
Indeks harga konsumen (IHK) Amerika untuk 12 bulan terakhir hingga April melonjak 8,3 persen, memicu kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga yang lebih besar, dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Harga Minyak WTI Anjlok, Turun di Bawah USD100 per Barel
"Melonjaknya harga BBM dan melambatnya pertumbuhan ekonomi diperkirakan secara signifikan mengekang pemulihan permintaan sepanjang sisa tahun ini dan hingga 2023," kata Badan Energi Internasional (IEA), Kamis, dalam laporan bulanannya.
Rabu, harga minyak melonjak 5 persen setelah Rusia memberikan sanksi kepada 31 perusahaan yang berbasis di negara-negara yang memberlakukan sanksi terhadap Moskow setelah menginvasi Ukraina.