Suara.com - Nilai tukar Rupiah melemah terhadap Dolar AS di penutupan perdagangan pada Kamis (12/5/2022) karena tertekan penguatan indeks Dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, mata uang garuda terkoreksi 44 poin atau 0,30 persen ke Rp14.598 per dolar AS. Sementara indeks Dolar AS menguat 0,45 persen ke 104,31.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengemukakan, dolar menguat terhadap mata uang lainnya pada Kamis, karena investor mencerna indeks harga konsumen (CPI) AS, yang menunjukkan inflasi tetap tinggi tetapi telah mencapai puncaknya pada bulan April, meredakan beberapa kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga yang lebih agresif dari Federal Reserve.
"Inflasi AS sedikit mereda pada bulan April sebesar 8,3 persen tetapi tetap mendekati level tertinggi 40 tahun," ungkapnya.
Baca Juga: Dolar AS Kembali Menguat, Kilau Emas Dunia Kian Pudar
Masih menurutnya, indeks harga konsumen (CPI) AS naik 0,3 persen bulan ke bulan di bulan April, kenaikan terkecil sejak Agustus, kata Biro Statistik Tenaga Kerja AS pada hari Rabu, dibandingkan dengan kenaikan 1,2 persen bulan ke bulan di CPI di bulan Maret, kenaikan terbesar sejak September 2005.
"Federal Reserve AS menaikkan suku bunganya menjadi 1 persen minggu lalu untuk mendinginkan inflasi, kenaikan terbesar dalam 22 tahun," katanya.
Sehingga membuat investor khawatir tentang kebijakan pengetatan dari The Fed dapat menyebabkan resesi. Imbal hasil AS 10-tahun memperpanjang penurunan menjadi 2,90 persen.
Sementara dari sisi internal berdasarkan survei Bank Indonesia (BI), kinerja penjualan eceran pada April 2022 diperkirakan meningkat.
Kondisi tersebut, terindikasi dari Indeks Penjualan Riil (IPR) April 2022 yang sebesar 219,3 atau naik 6,8 persen month on month (mom) dari 205,3 pada bulan Maret 2022.
Baca Juga: Usai Rilis The Fed, Harga Emas Dunia Naik karena Pelemahan Dolar AS
Bahkan, pertumbuhan pada April 2022 ini juga lebih tinggi dari pertumbuhan sebesar 2,6 persen mom pada bulan Maret 2022.
Peningkatan ini didorong oleh peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat pada bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Besar Keagamaan Negara (HBKN) Idul Fitri.
Sedangkan peningkatan secara bulanan ini terjadi pada sebagian kelompok, yaitu kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi sebesar 5,1 persen mom, Makanan, Minuman, dan Tembakau baik 8,1 persen mom, serta subkelompok Sandang naik 10,7 persen mom.
Sayangnya, bila dibandingkan dengan kinerja penjualan April 2021, penjualan eceran pada April tahun ini diperkirakan turun 0,5 persen yoy. Pertumbuhannya juga lebih rendah dari pertumbuhan Maret 2022 yang bahkan bisa tumbuh positif 9,3 persen yoy.
Kelompok yang tercatat menurun secara tahunan antara lain kelompok Barang Lainnya yang tergerus 13,4 persen yoy.
Selain itu, ada kelompok yang tercatat tumbuh melambat, yaitu Makanan, Minuman, dan Tembakau yang tumbuh 2,2 persen yoy, Bahan Bakar Kendaraan Bermotor tumbuh 43,2 persen yoy, serta Suku Cadang dan Aksesori tumbuh 1,8 persen yoy.