Suara.com - Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (Ipomi) memberi catatan-catatan kepada pemerintah terkait pelaksanaan mudik dan arus balik tahun ini.
Salah satunya, terkait kebijakan lalu lintas satu arah atau one way di Jalan Tol Trans Jawa yang dinilai mengganggu operasional bus.
Ketua Umum Ipomi, Kurnia Lesani Adnan menjelaskan, dengan adanya kebijakan one way itu membuat bus telat datang ke terminal seusai mengantarkan para pemudik. Sebab bus harus mencari jalan lain untuk menghindari kebijakan one way di sepanjang Jalan Tol Trans Jawa.
Imbasnya, pemberangkatan bus juga menjadi mundur dari jadwal yang ditetapkan. Hal ini yang juga menyebabkan, adanya penumpukan penumpang di Terminal.
"One way itu sangat mengganggu operasional, sehingga menyebabkan pelayanan masyarakat terganggu. Pemberangkatan kami telat 1 malam, banyak yang nunggu terminal itu karena telat datangnya," ujarnya saat dihubungi, Kamis (12/5/2022).
Pria yang akrab disapa Sani ini melanjutkan, kebijakan one way juga berlawanan dengan ajakan pemerintah agar masyarakat bisa menggunakan transportasi umum saat mudik.
Kebijakan itu, menurutnya, justru menggiring masyarakat untuk menggunakan kendaraan pribadi.
"Dengan kebijakan one way itu akan tidak menggiring masyarakat menggunakan transportasi," ucap dia.
Sani menambahkan, seharusnya pemerintah lebih memprioritaskan transportasi umum agar bisa melayani dengan baik para pemudik. Misalnya, memberikan jalur khusus untuk bus yang balik mengangkut para pemudik lainnya.
Baca Juga: Curhat Pemudik Sekali Pulang Kampung Habis Biaya Rp20 Juta, Netizen: Sangat Relate!
"Pemerintah untuk alasan mengurai kemacetan kita sepakat lah ya, tapi pemerintah juga harus, harus memberikan prioritas pengguna transportasi umum massal, karena pengguna transportasi umum massal itu kan mendapat prioritas, sesuai dengan arahan pemerintah menggunakan transportasi umum," pungkas dia.