Waspadai PMK, Gubernur Ganjar Perketat Lalu Lintas Hewan Ternak di Daerah Perbatasan Sesuai Arahan Kementan

Kamis, 12 Mei 2022 | 13:16 WIB
Waspadai PMK, Gubernur Ganjar Perketat Lalu Lintas Hewan Ternak di Daerah Perbatasan Sesuai Arahan Kementan
Ilustrasi sapi. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berbagai langkah pencegahan penting untuk dilakukan, sebagai upaya bersama dalam mewaspadai penyakit mulut dan kuku (PMK), yang saat ini tersebar di Provinsi Aceh dan Jawa Timur.

Untuk mengantisipasinya, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menginstruksikan jajarannya untuk menjaga lalu lintas hewan ternak di daerah yang berbatasan langsung dengan Jatim. 

"Sekarang kita siaga kesehatan hewan, wabil khusus penyakit mulut kuku (PMK). Ini sudah ada di Jawa Timur, maka kita harus border perbatasan," ujarnya, dalam evaluasi arus mudik-balik bersama Kapolda dan Pangdam IV/Diponegoro di Kantor Gubernur, Jateng, Rabu (11/5/2022).

Menurut Ganjar, penularan PMK bukan tidak mungkin masuk ke Jateng, apabila pengawasan dan kerja sama antar pihak tidak dilakukan secara baik. Karena itu, sesuai arahan Kementerian Pertanian, pemusnahan dapat dicegah apabila hewan yang terpapar segera mendapat pengobatan.

Baca Juga: Kementan Lakukan Langkah Strategis untuk Cegah PMK di Jawa Timur

Kurang lebihnya, hal itu juga yang disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), saat berbincang di Makassar belum lama ini.

"Beliau sampaikan, pemusnahan itu ada teknisnya. Nah kami juga siap-siap di Jawa Tengah, karena bukan tidak mungkin, itu (PMK) juga kan bisa bergeser (dari Jawa Timur), maka kenapa mesti dijaga transportasi lalu lintas hewan kita," katanya.

Sebelumnya, Mentan SYL minta semua kepala daerah di Indonesia untuk mengatur lalu lintas ternak, sebagai upaya bersama dalam mencegah penularan PMK dari Jatim dan Aceh.

"Sehingga daerah-daerah ini sepenuhnya dalam kendali yang baik oleh pemerintah kabupaten, provinsi maupun dari jajaran Kementan, agar tidak terjadi mutasi-mutasi berlebihan tanpa pengawasan langsung, baik oleh tenaga kesehatan maupun semua jajaran yang terkait di provinsi," katanya.

Mentan memastikan,penanganan PMK terus dilakukan secara maksimal, diantaranya dengan mendistribusikan obat, penyuntikan vitamin, pemberian antibiotik dan penguatan imun. Di sisi lain, Kementan juga terus bekerja melakukan riset dan uji laboratorium untuk menemukan vaksin dalam negeri.

Baca Juga: Demi Antisipasi Gagal Panen, Kementan Imbau Petani di NTT Ikut Program AUTP

Diketahui saat ini, penyakit tersebut ditemukan pada sapi di Kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Timur, Provinsi Aceh. Juga di Kabupaten Gresik, Sidoarjo, Lamongan dan Mojokerto, Jatim.

"Intinya yang terkena harus diberikan obat, dan yang tidak kena harus dinaikan imunnya. Besok kita sudah ada pelatihan untuk dokter kesehatan dan khusus untuk tenaga medisnya kita sudah sebar di lapangan," katanya.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah menegaskan, penularan PMK hanya terjadi pada hewan ternak yang berkuku belah (ruminansia), seperti kambing, kerbau, sapi dan babi.

"Alhamdulillah, semua sudah bekerja dengan penanganannya, dan bila mau dimakan dagingnya sudah ada SOP-nya. Ribuan tenaga medik juga sudah ada di lapangan, sehingga kalau perlu dipotong paksa dapat didampingi tenaga medis. Semua dinas terkait, dinas perhubungan termasuk satgas pangan turun semua. Soal vaksin dalam waktu secepatnya bisa kita buat. instrumen, ahlinya, dan alatnya sudah ada di kita semua," tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI