Suara.com - Harga emas dunia melanjutkan kenaikan pada perdagangan Rabu, setelah mundur spontan terkait dengan rilis data inflasi Amerika Serikat.
Mengutip CNBC, Kamis (12/5/2022) harga emas di pasar spot naik 0,8 persen menjadi USD1.852,65 per ounce, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup menguat 0,7 persen menjadi USD1.853,70.
Pertumbuhan indeks harga konsumen (IHK) Amerika melambat pada periode April karena harga bensin turun dari rekor tertinggi, menunjukkan inflasi mungkin telah mencapai puncaknya.
Selain itu indeks Dolar (Indeks DXY), yang awalnya menguat dipicu data IHK, turun tipis 0,1 persen, sehingga membantu penguatan emas.
Baca Juga: Kabar Gembira, Timnas Dayung Indonesia Raih Emas di Ajang SEA GAMES 2022
"Pasar melihat data tersebut dan langsung 'jual, jual, jual .' Tetapi emas bangkit kembali dengan pemikiran bahwa data tersebut memang lebih tinggi dari ekspektasi, tapi tidak mengerikan," kata Tai Wong, trader logam independen di New York.
Meski emas dianggap sebagai safe-haven dari inflasi, kenaikan suku bunga AS meningkatkan opportunity cost memegang logam kuning, sambil mendongkrak dolar, di mana emas dihargai.
"Kami memperkirakan harga (emas) akan kembali mengambil isyarat dari imbal hasil riil seiring berjalannya tahun, menghadapi tekanan turun pada semester kedua tetapi tetap meningkat relatif terhadap level historis," kata Suki Cooper, analis Standard Chartered.
Sementara itu harga perak di pasar spot melonjak 1,6 persen menjadi USD21,58 per ounce, platinum melambung 3,7 persen menjadi USD999,33, sementara paladium turun 1 persen menjadi USD2.044,17.
Baca Juga: Pesilat Ganda Putri Indonesia Raih Emas di SEA Games 2021 Vietnam