Suara.com - Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan industri kelapa sawit merupakan sektor strategis yang memiliki kontribusi besar bagi ekonomi nasional.
Dari catatannya sektor ini menyediakan setidaknya 16 juta lapangan pekerjaan. Sementara dari sisi perdagangan, sektor ini telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dengan menghasilkan devisa nasional sebesar USD35,5 miliar pada tahun 2021.
Namun kata dia, saat ini industri sawit Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan yang dihadapi saat ini adalah negative campaign dan kebijakan diskriminatif yang berasal dari luar negeri seperti yang terjadi di Uni Eropa.
Tak hanya itu adanya pandemi Covid-19, kegagalan panen karena faktor iklim, ditambah dengan perkembangan geopolitik yang terjadi di kawasan Eropa telah menyebabkan disrupsi di pasar minyak nabati dunia khususnya Uni Eropa.
Baca Juga: Minyak Goreng Curah di Tabanan Capai Rp 20 Ribu Per Liter, Kadisperindag Tak Bisa Bicara Banyak
Alhasil harga komoditas satu ini naik cukup signifikan, terutama untuk produk minyak goreng.
“Kelapa sawit ini sangat penting untuk negara kita. Buktinya begitu harga kelapa sawit tinggi dan ada isu minyak goreng, reaksi masyarakat sedemikian besarnya," kata Musdhalifah dalam sebuah diskusi bertajuk 'Dinamika dan Perkembangan Terkini Terkait Minyak Sawit dan Minyak Nabati Lain' di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Rabu (11/5/2022).
Untuk membereskan masalah ini, sejumlah perbaikan regulasi harus segera dibenahi tidak hanya di hulu saja tetapi hingga ke hilir mesti diperbaiki.
"Mulai sekarang kita harus mulai membangun dari bawah. Membangun suasana yang stabil dari hulu sampai hilir," katanya.
Baca Juga: Jokowi Diminta Segera Cabut Larangan Ekspor CPO Supaya Kebutuhan Minyak Goreng Dunia Terpenuhi