Harga Minyak WTI Anjlok, Turun di Bawah USD100 per Barel

Rabu, 11 Mei 2022 | 07:41 WIB
Harga Minyak WTI Anjlok, Turun di Bawah USD100 per Barel
Ilustrasi harga minyak dunia. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) anjlok lebih dari 3 persen ke posisi di bawah USD100 per barel pada perdagangan hari Selasa.

Ini merupakan level terendah dalam dua pekan karena prospek permintaan terpukul penguncian virus korona di China dan meningkatnya risiko resesi.

Di sisi lain, penguatan dolar membuat minyak mentah yang dihargakan dalam greenback  menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.

Mengutip CNBC, Rabu (11/5/2022) minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, patokan Amerika Serikat, ditutup anjlok USD3,33, atau 3,2 persen menjadi USD99,76 per barel.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Anjlok 6 Persen, Covid-19 di China Jadi Pemicunya

Sementara, minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, merosot USD3,48, atau 3,28 persen menjadi USD102,46 per barel.

Kedua benchmark itu jatuh untuk hari kedua berturut-turut dan turun lebih dari USD4 per barel pada penutupan Selasa.

Indeks utama Wall Street juga berbalik melemah dalam perdagangan yang bergejolak di tengah kekhawatiran atas pengetatan kebijakan moneter yang agresif dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Di awal sesi, komentar dari Menteri Energi Saudi dan UEA mendorong Brent dan WTI melesat lebih dari USD1 per barel.

"Ini adalah masa yang  volatile, " kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC.

Baca Juga: Investor Cermati Uni Eropa Embargo Rusia, Harga Minyak Dunia Tergelincir

"Ketika UE terus ragu apakah mereka akan mengembargo minyak Rusia atau tidak, itu sangat mengubah kalkulus di kedua arah," tambahnya.

Komisi Uni Eropa menunda tindakan atas proposal tersebut. Kebulatan suara diperlukan untuk melarang impor minyak dari Rusia, dan kendati menteri Prancis mengatakan anggota UE dapat mencapai kesepakatan minggu ini, Hungaria berusaha keras menentang embargo.

Juga, beberapa ekonomi Eropa bakal mengalami kesulitan jika impor minyak Rusia dibatasi lebih lanjut.

"Jika Rusia membalas dengan memotong pasokan gas, ekonomi di negara berkembang Eropa, Asia Tengah dan Afrika Utara mungkin meluncur kembali ke tingkat pra-pandemi," sebut laporan European Bank for Reconstruction and Development (EBRD). 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI