Suara.com - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan akan ada lonjakan laju inflasi pada bulan April 2022. Momen Ramadhan dan Idul Fitri disebut menjadi daya dorongnya.
Bhima mengatakan, perkiraan inflasi pada bulan April 2022 sebesar 0,9 persen sampai dengan 1 persen mtm, atau lebih tinggi dari tingkat inflasi pada Maret 2022 yang sebesar 0,66 persen mtm.
"Proyeksi inflasi berada di kisaran 0,9 persen sampai dengan 1 persen mtm atau 3,52 perse yoy per April 2022," kata Bhima saat dihubungi suara.com, Minggu (8/5/2022).
Menurut dia faktor utama berasal dari cost push dan demand pull sekaligus. Dari biaya produksi terjadi kenaikan harga BBM, PPN dan harga minyak goreng serta bahan pangan seperti daging sapi dan daging ayam.
Baca Juga: Pengamat Ungkap Dampak Negatif THR: Nilai Uang Turun dan Harga Kebutuhan Naik
"Kenaikan harga dipicu oleh kebijakan pemerintah mendorong produsen menyesuaikan harga jual," ucapnya.
Sementara dari sisi demand pull atau permintaan terjadi kenaikan karena faktor musiman ramadhan dan jelang lebaran. Dorongan permintaan juga muncul karena longgarnya mobilitas masyarakat dan pembayaran THR swasta yang dibayar penuh.
"Ketika pendapatan naik selama lebaran maka belanja masyarakat ikut sumbang inflasi," katanya.
Namun kata dia, tantangan paling serius sebenarnya muncul pasca lebaran dimana harga minyak mentah yang bertahan diatas 100 usd per barel akan picu penyesuaian harga bbm, tarif listrik dan LPG.
"Harga pangan berisiko meningkat secara kontinu hingga akhir tahun," pungkasnya.