Suara.com - Maskapai penerbangan Nigeria berencana berhenti beroperasi hingga waktu yang belum ditentukan akibat kenaikan harga bahan bakar avtur.
Asosiasi Operator Maskapai Nigeria (AON) dalam keterangan resmi mereka menyebut, penerbangan domestik telah terganggu sejak Maret karena beberapa maskapai mulai membatalkan jadwal internal sementara yang lain menunda operasi, dengan alasan kelangkaan avtur.
Konflik Rusia dan Ukraina yang sudah berjalan sejak Februari tahun ini jadi penyebab utama harga minyak mentah terus menanjak hingga berdampak pada bisnis penerbangan.
Harga avtur telah meningkat menjadi 700 naira (Rp24,44 ribu) per liter di Nigeria dari 190 naira (Rp6,63 ribu) dalam waktu singkat, kata AON dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: FIFA Sanksi Senegal dan Nigeria, Ini Penyebabnya
AON juga mengatakan bahwa biaya penerbangan telah meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 120.000 naira (Rp4,19 juta) per jam, sehingga tidak memungkinkan melanjutkan penerbangan.
Penumpang maskapai di Nigeria membayar tarif dalam naira, yang telah melemah tajam karena devaluasi.
Namun pemasok bahan bakar dibayar dalam dolar, mata uang yang langka di negara dengan tingkat ekonomi teratas di Afrika itu.
Asosiasi itu mengatakan harga avtur yang terus naik telah menciptakan tekanan operasional yang memperlemah kemampuan finansial mereka.
"Oleh karena itu, Operator Maskapai Penerbangan Nigeria (AON) menginformasikan kepada masyarakat umum bahwa maskapai anggota AON akan menghentikan operasi secara nasional mulai Senin 9 Mei 2022 hingga pemberitahuan lebih lanjut," katanya dikutip dari Reuters.