Mata uang Euro dilanda kekhawatiran tentang inflasi, pertumbuhan dan ketidakamanan energi sebagai akibat dari sanksi yang dikenakan pada Rusia setelah invasi ke Ukraina.
Kekhawatiran pertumbuhan global juga telah mendorong permintaan untuk "greenback" karena China menutup kota-kota dalam upaya untuk membendung penyebaran COVID-19. Apalagi pihak berwenang di Shanghai pada Senin (2/5/2022) melaporkan terjadi 58 kasus baru di luar daerah yang lockdown ketat, sementara Beijing terus melakukan pengetesan atas jutaan orang.
Aktivitas pabrik China berkontraksi dalam kecepatan yang lebih curam pada April karena lockdown menghentikan produksi industri dan mengganggu rantai pasokan, meningkatkan kekhawatiran perlambatan ekonomi tajam pada kuartal kedua yang akan membebani pertumbuhan global.
Dolar naik 0,6 persen versus yuan China di pasar luar negeri, mencapai 6,6820, tepat di bawah 6,6940 yang disentuh pada Jumat (29/4/2022), yang merupakan tertinggi sejak November 2020.
Yen Jepang bertahan tepat di atas posisi terendah 20-tahun yang dicapai terhadap dolar pada Kamis (28/4/2022), ketika bank sentral Jepang memperkuat komitmennya untuk mempertahankan suku bunga sangat rendah dengan berjanji untuk membeli obligasi dalam jumlah tak terbatas setiap hari untuk mempertahankan target imbal hasil.
Mata uang Jepang terakhir di 130,14 terhadap dolar, setelah mencapai 131,24 pada pada Kamis (28/4/2022), terlemah sejak April 2002. [Antara].