The Fed Ambil Pendekatan Semakin Agresif, Dolar Menguat Mendekati Level Tertinggi 20 Tahun

Selasa, 03 Mei 2022 | 08:08 WIB
The Fed Ambil Pendekatan Semakin Agresif, Dolar Menguat Mendekati Level Tertinggi 20 Tahun
Mata uang dolar AS dan yuan China [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dolar bertahan tepat di bawah level tertinggi 20-tahun terhadap sederet mata uang asing pada akhir perdagangan Senin, atau Selasa (3/5/2022) waktu Tanah Air, sebelum kenaikan suku bunga Federal Reserve yang diperkirakan minggu ini. Dengan para pedagang fokus ke potensi bank sentral Amerika Serikat mengadopsi kebijakan lebih hawkish daripada yang diharapkan banyak pihak.

Dikutip dari kantor berita Antara, The Fed telah mengambil pendekatan yang semakin agresif untuk kebijakan moneter ketika menangani inflasi yang melonjak di kecepatan tercepat dalam 40 tahun.

Diperkirakan situasi ini akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, saat The Fed mengumumkan rencana untuk mengurangi neraca 9 triliun dolar AS dalam kesimpulan pertemuan dua hari pada Rabu (4/5/2022).

Meskipun peluangnya terlihat rendah, beberapa investor mengamati kemungkinan kenaikan 75 basis poin, atau laju penurunan neraca yang lebih cepat dari yang diperkirakan saat ini.

Baca Juga: Tertekan Penguatan "Greenback" dan Imbal Hasil Obligasi AS, Emas Anjlok 48 Dolar

"Banyak pedagang mengantisipasi bahwa The Fed tidak akan mundur dari sikap hawkish ini dan Anda masih bisa melihat beberapa kejutan hawkish, dan itulah mengapa dolar kemungkinan akan mempertahankan kenaikannya menjelang pertemuan," jelas Edward Moya, analis senior OANDA di New York.

Komentar Ketua Fed Jerome Powell di akhir pertemuan akan disimak untuk indikasi baru apakah Fed akan terus menaikkan suku bunga dalam melawan kenaikan tekanan harga-harga bahkan sekalipun ekonomi melemah.

Aktivitas pabrik di Amerika Serikat tumbuh dalam laju paling lambat, lebih dari satu setengah tahun pada April di tengah meningkatnya pekerja yang berhenti dari pekerjaan mereka, dan produsen-produsen menjadi lebih cemas tentang pasokan.

Dolar terakhir berada di 103,72 terhadap mata uang utama lainnya, setelah mencapai 103,93 pada Kamis (28/4/2022), tertinggi sejak Desember 2002.

Euro berada di 1,0493 dolar, setelah turun ke 1,0470 dolar pada Kamis (28/4/2022), terendah sejak Januari 2017.

Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Pemerintah Jepang Buka Akses Pasar Pertanian dan Perikanan

Mata uang tunggal mengalami penurunan setelah data menunjukkan pertumbuhan output manufaktur zona euro terhenti bulan lalu karena pabrik-pabrik berjuang untuk mendapatkan bahan baku, sementara permintaan terpukul dari kenaikan harga-harga yang tajam.

Mata uang Euro dilanda kekhawatiran tentang inflasi, pertumbuhan dan ketidakamanan energi sebagai akibat dari sanksi yang dikenakan pada Rusia setelah invasi ke Ukraina.

Kekhawatiran pertumbuhan global juga telah mendorong permintaan untuk "greenback" karena China menutup kota-kota dalam upaya untuk membendung penyebaran COVID-19. Apalagi pihak berwenang di Shanghai pada Senin (2/5/2022) melaporkan terjadi 58 kasus baru di luar daerah yang lockdown ketat, sementara Beijing terus melakukan pengetesan atas jutaan orang.

Aktivitas pabrik China berkontraksi dalam kecepatan yang lebih curam pada April karena lockdown menghentikan produksi industri dan mengganggu rantai pasokan, meningkatkan kekhawatiran perlambatan ekonomi tajam pada kuartal kedua yang akan membebani pertumbuhan global.

Dolar naik 0,6 persen versus yuan China di pasar luar negeri, mencapai 6,6820, tepat di bawah 6,6940 yang disentuh pada Jumat (29/4/2022), yang merupakan tertinggi sejak November 2020.

Yen Jepang bertahan tepat di atas posisi terendah 20-tahun yang dicapai terhadap dolar pada Kamis (28/4/2022), ketika bank sentral Jepang memperkuat komitmennya untuk mempertahankan suku bunga sangat rendah dengan berjanji untuk membeli obligasi dalam jumlah tak terbatas setiap hari untuk mempertahankan target imbal hasil.

Mata uang Jepang terakhir di 130,14 terhadap dolar, setelah mencapai 131,24 pada pada Kamis (28/4/2022), terlemah sejak April 2002. [Antara].

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI