Tertekan Penguatan "Greenback" dan Imbal Hasil Obligasi AS, Emas Anjlok 48 Dolar

Selasa, 03 Mei 2022 | 07:41 WIB
Tertekan Penguatan "Greenback" dan Imbal Hasil Obligasi AS, Emas Anjlok 48 Dolar
Ilustrasi emas dan uang kertas dolar AS [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di akhir perdagangan pada Senin waktu Amerika Serikat atau Selasa (3/5/2022) di Indonesia,  posisi emas tergelincir.

Dikutip dari kantor berita Antara, kondisi ini juga menghentikan kenaikan dua hari beruntun, terjadi akibat tertekan dolar AS yang menguat dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS ketika Federal Reserve tampaknya akan memberlakukan kenaikan suku bunga 50 basis atau setengah persentase di pertemuan kebijakannya, Rabu (4/5/2022).

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange anjlok 48,10 dolar AS atau 2,52 persen, ditutup pada 1,863,6 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level terendah sesi di 1.853,95 dolar AS. Situasi terendah sejak pekan yang berakhir 11 Februari.

Emas berjangka melonjak 20,4 dolar AS atau 1,08 persen menjadi 1.911,70 dolar AS pada Jumat (29/4/2022), setelah terangkat 2,6 dolar AS atau 0,14 persen menjadi 1.891,30 dolar AS pada Kamis (28/4/2022), dan merosot 15,4 dolar AS atau 0,81 persen menjadi 1.888,70 dolar AS pada Rabu (27/4/2022).

Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Lagi Jadi Rp 975.000/Gram

Emas jatuh karena dolar--pesaing utamanya dan penerima manfaat utama dari kenaikan suku bunga AS--melonjak bersama dengan imbal hasil obligasi yang dipimpin obligasi pemerintah AS 10-tahun AS.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik mendekati puncak April di 103,95, yang menandai tertinggi 25-bulan.

Indeks dolar AS telah naik mendekati level tertinggi 20 tahun, mendorong persentase penurunan harian terbesar untuk emas pada Senin (2/5/2022) sejak 9 Maret.

Federal Reserve akan menyimpulkan pertemuan kebijakan moneter dua pada Rabu (4/5/2022). Investor secara luas memperkirakan bank sentral akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin.

Data ekonomi mengecewakan yang dirilis pada Senin (2/5/2022) gagal mendukung emas. Indeks pembelian manajer (PMI) manufaktur S&P Global AS meningkat menjadi 59,2 pada April dari 58,8 pada Maret, level tertinggi sejak September 2021, tetapi sedikit turun dari pembacaan awal 59,7.

Baca Juga: Harga Emas Dunia Merosot ke Level Terendahnya, Dolar AS Jadi Biang Keroknya

Sementara itu, indeks manufaktur Institute for Supply Management (ISM) tercatat di 55,4 persen, turun 1,7 poin persentase dari pembacaan Maret 57,1 persen.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 50,1 sen atau 2,17 persen, ditutup pada 22,584 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 6,8 dolar AS atau 0,72 persen, ditutup pada 932,8 dolar AS per ounce. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI