Saham Asia Berpotensi Hadapi Bulan 'Terburuk' Dampak Ekonomi China dan Suku Bunga AS

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 29 April 2022 | 11:01 WIB
Saham Asia Berpotensi Hadapi Bulan 'Terburuk' Dampak Ekonomi China dan Suku Bunga AS
Ilustrasi bursa saham Cina. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Imbal hasi acuan obligasi pemerintah AS 10 tahun menyelesaikan sesi AS di 2,8205 persen, setelah mencapai setinggi 2,981 persen pada 20 April. Imbal hasil dua tahun berada di 2,6132 persen.

Minggu ini juga merupakan minggu yang bergejolak untuk mata uang. Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama lainnya melemah di 103,56, setelah mencapai 103,93 pada Kamis (28/4/2022), level tertinggi sejak akhir 2022.

Kenaikan bulanan indeks saat ini sebesar 5,2 persen akan menjadi yang terbaik sejak 2012.

Di atas tawaran aman untuk dolar, reli juga didorong oleh ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga 150 basis poin hanya dalam tiga pertemuan Federal Reserve.

Jalur pengetatan Fed yang agresif, terutama untuk mengurangi inflasi yang tinggi, jauh melampaui langkah bank sentral global lainnya.

Penguatan dolar baru-baru ini adalah yang paling signifikan terhadap yen, dan melewati level psikologis utama 130 yen pada Kamis (28/4/2022), menetapkan level tertinggi baru 20 tahun. Dolar juga mencetak level tertinggi lima tahun terhadap euro.

Harga minyak tetap berombak karena para pedagang bergulat dengan masalah pasokan yang berasal dari perang di Ukraina serta dampak permintaan dari penguncian di China.

Minyak mentah Brent turun 0,55 persen pada Jumat pagi menjadi 107,00 dolar AS per barel, tetapi masih bersiap untuk kenaikan bulan keempat berturut-turut. Minyak mentah AS turun 0,6 persen menjadi 104,68 dolar AS per barel. Spot emas menguat 0,36 persen menjadi 1.901,80 dolar AS per ounce.

Baca Juga: Sebabkan 400 Warga Dikarantina, Seorang Guru di China Ditahan Polisi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI