Suara.com - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menggandeng perusahaan asal China Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited (Huayou) membangun smelter nikel atau fasilitas pengolahan High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Direktur Utama Vale Indonesia, Febriany Eddy mengatakan, dalam kerja sama itu Huayou akan membangun dan melaksanakan Proyek HPAL Pomalaa.
Sementara, PT Vale akan memiliki hak untuk mengakuisisi hingga 30% saham Proyek HPAL Pomalaa tersebut.
Ia menjelaskan, proyek HPAL Pomalaa akan mengadopsi dan menerapkan proses, teknologi dan konfigurasi HPAL Huayou.
Baca Juga: Bupati Kolaka Timur Non Aktif Andi Merya Nur Divonis 3 Tahun Penjara
Proses itu telah teruji memproses bijih limonit dan bijih saprolit kadar rendah dari tambang PT Vale di Pomalaa, untuk menghasilkan Produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan potensi kapasitas produksi hingga mencapai 120.000 metrik ton nikel per tahun.
"Kedua perusahaan akan bekerja sama untuk meminimalkan jejak karbon proyek dan selanjutnya para Pihak sepakat untuk tidak menggunakan pembangkit listrik tenaga batubara captive sebagai sumber listrik dalam bentuk apapun untuk pengoperasian Proyek HPAL Pomalaa," ujarnya di Jakarta, Kamis (28/4/2022).
Febriany melanjutkan, kerja sama ini jug merupakan bukti keselarasan komitmen keberlanjutan kami yang sangat penting bagi PT Vale.
Apalagi, Huayou telah membuktikan rekam jejaknya dalam konstruksi dan operasi HPAL di Indonesia.
PT Vale berkomitmen untuk memperluas operasi di Indonesia dan mendukung masa depan negeri yang berkelanjutan sebagai perusahaan pertambangan yang terpercaya dan bertanggung jawab, menciptakan nilai dan peluang pada masyarakat di mana kami beroperasi.
"Ini merupakan tonggak penting yang mencerminkan komitmen jangka panjang kami untuk mengembangkan sumber daya nikel Indonesia yang berkelas dunia," kataa Presiden Komisaris PT Vale Deshnee Naidoo.