Suara.com - Orang terkaya asal Israel, Stef Wertheimer memiliki kisah yang cukup unik. Meski lahir dari keluarga Yahudi yang cukup taat, ia ternyata jadi salah satu sosok yang kerap menyuarakan perdamaian Israel dan Palestina.
Lahir di Kippenheim, Jerman, ia dan keluarganya terpaksa pindah dari Jerman karena menghindari pemerintah Nazi yang saat itu dimpin oleh Hitler.
Mengutip dari Warta Ekonomi, Stef Wertheimer adalah seorang pengusaha, industrialis, investor, dermawan, dan mantan politisi Israel.
Keluarganya atau yang disebut dengan The Wertheimers adalah keluarga terkaya Israel pada 2013. Keluarga besarnya merupakan pemiliki berbagai industri di Israel dan negara sekitar.
Baca Juga: Proyektil Lebanon Hantam Tempat Terbuka Israel
Wertheimer memutuskan berhenti sekolah pada usia 16 tahun dan bekerja di toko reparasi kamera. Ia juga mulai mempelajari optik dengan Profesor Emanuel Goldberg, seorang peneliti dan penemu yang memberikan kontribusi signifikan terhadap berbagai aspek teknologi pencitraan.
Pada tahun 1943, ia termasuk salah satu orang yang turun dalam perang dunia dengan bergabung bersama Angkatan Udara Kerajaan Inggris sebagai teknisi peralatan optik.
Tahun 1945, ia bergabung dengan Palmach dan menjabat sebagai perwira teknis di sebuah pasukan gerilya khusus dengan wilayah mencapai Palestina.
Pada tahun 1947, ia bergabung dengan Haganah dan bekerja dalam pengembangan dan peningkatan meriam. Selama Perang Arab-Israel 1948, ia menjabat sebagai perwira teknis di Brigade Yiftach.
Usai perang, Ia mulai bekerja di Rafael secara singkat akibat latar belakang pendidikan yang kurang mendukung. Bersama Istrinya, ia lantas pindah ke kibbutz Yir'on sebelum akhirnya kembali pindah karena keberatan dengan kebijakanekonomi sosialis yang diadopsi oleh gerakan kibbutz.
Baca Juga: Insiden Di Masjid Al-Aqsa Picu Kemarahan Arab, Lebanon Hujani Israel Dengan Tembakan
Tahun 1952, Wertheimer memulai bisnisnya sendiri di halaman belakang rumahnya di Nahariya, yang kemudian ia namai ISCAR.
Perusahaan logam dan pembuat alat itu berkembang pesat hingga menarik minat Discount Investments, yang kemudian menjadi investor minoritas di perusahaan tersebut.
Saat ini, ISCAR adalah salah satu produsen alat pemotong industri karbida berdasarkan penjualan terbesar di dunia, yang digunakan oleh pembuat mobil seperti General Motors dan Ford.
Ia semakin dikenal saat negara Israel dihadapkan embargo senjata Prancis setelah Perang Enam Hari, Ia mendirikan ISCAR Blades yang kemudian menjadi Blades Technology, salah satu produsen bilah dan baling-baling terbesar untuk mesin jet dan turbin gas industri.
Wetheimer menjual 51% sahamnya di Blades Technology pada tahun 2014 untuk pembuat mesin jet Pratt & Whitney dengan jumlah yang dirahasiakan.
Ia lantas menjual dua perusahan miliknya terakhir pada 2014 silam dan saat ini mengaku fokus mendamaikan Palestina dan Israel.
Wertheimer menjual perusahaan pemotong logamnya ISCAR ke Berkshire Hathaway dalam 2 tahap: 80% seharga USD4 miliar pada 2006, dan sisanya seharga USD2,05 miliar pada 2013.