2 Alasan Bahlil Sebut Tesla Merugi Jika Tidak Investasi di Indonesia, Tak Cuma Gegara Nikel

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 27 April 2022 | 15:37 WIB
2 Alasan Bahlil Sebut Tesla Merugi Jika Tidak Investasi di Indonesia, Tak Cuma Gegara Nikel
Menteri Investasi atau Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Jumat (7/1/2022). [Suara.com/Muhammad Fadil]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut, Tesla bakal sangat rugi jika tidak berinvestasi di Indonesia.

"Di dunia usaha, negosiasi itu, sebelum ada kata titik berakhir, itu belum selesai. Kalau saya, sebagai mantan pengusaha, maju mundur itu bagian dari strategi komunikasi dalam membangun negosiasi," kata Bahlil, Rabu (27/4/2022).

Ia juga mengatakan, di awal-awal, kemungkinan Tesla merasa tawaran dari Indonesia belum prospektif bagi bisnisnya.

"Nah mungkin sekarang Tesla melihat FS-nya (studi kelayakannya), karena apa, kalau kita mau bangun ekosistem baterai mobil, sangatlah rugi kalau para investor tidak mau menanamkan modalnya di Indonesia," katanya dikutip dari Antara.

Baca Juga: Pimpinan Produsen Mobil Listrik Jadi Pemilik Twitter, Elon Musk Segera Berantas Akun Palsu

Namun, menurut Bahlil, ada dua alasan kenapa Indonesia punya keunggulan sebagai pemasok bahan baku baterai mobil listrik. 

Pertama, cadangan bijih nikel Indonesia yang mencapai 25 persen cadangan nikel dunia. Kedua, pasokan mineral bahan baku baterai lainnya yang ada di Tanah Air.

"Kita punya mangan. Kan ada empat komponen baterai mobil listrik, mangan, kobalt, nikel dan lithium. Tiga diantaranya ada di Indonesia. Saya pikir ini soal strategi saja. Mungkin mereka minta lebih pada saat itu tapi pada saat itu Pak Luhut belum mau memberikan. Itu biasa. Kita kan nggak boleh didikte sama pengusaha," ungkapnya.

Ia menambahkan, saat ini sudah ada sejumlah investor global di industri baterai kendaraan listrik yang sudah memastikan diri untuk berinvestasi di Indonesia, di antaranya LG, CATL, VW, BASF hingga BritishVolt. Hal ini tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi Indonesia.

"Jadi kalau ini Tesla tidak masuk, Amerika akan disuplai oleh Eropa dan UK. Menurut saya secara geoekonomi, Tesla akan melihat ini jadi sesuatu yang menarik untuk dikembangkan," katanya.

Baca Juga: Mayora Jadi Trending Topic Usai Kopiko Dicicipi Elon Musk, Saham Melejit

Lebih lanjut, Bahlil mengaku belum berkomunikasi dengan Menko Luhut terkait hasil pertemuan dengan Tesla.

"Saya juga penasaran, tapi saya yakin Pak Luhut punya kepiawaian dalam melakukan lobi dengan Elon Musk. Insya Allah kita doakan yang terbaik mudah-mudahan apa yang disepakati di Amerika bisa membawa keberkahan untuk bangsa, rakyat, negara dan deal yang saling menguntungkan," pungkasnya.

Tesla sendiri sebelumnya pernah menyampaikan minat untuk masuk ke Indonesia namun tak kunjung terealisasi.

Harapan pabrikan mobil listrik itu masuk ke Indonesia kembali mengemuka setelah pertemuan CEO Tesla Inc, Elon Musk, dengan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI