Suara.com - Harga emas dunia kembali pulih pada perdagangan Selasa, dari level terendah lebih dari satu bulan di sesi sebelumnya, karena investor mencari perlindungan dari kekhawatiran terhambatnya pertumbuhan ekonomi global dan melonjaknya inflasi.
Mengutip CNBC, Rabu (27/4/2022) harga emas di pasar spot naik 0,1 persen menjadi USD1.899,91 per ounce. Emas muncul kembali di atas level kunci USD1.900, setelah jatuh ke posisi USD1.890,20 pada sesi Senin - harga terendah sejak 29 Maret.
Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat ditutup menguat 0,4 persen menjadi USD1.904,1 per ounce.
"Beberapa aksi beli muncul kembali dalam produk-produk safe-haven seperti emas setelah berita tentang penguncian Covid baru-baru ini di China," kata David Meger, Direktur High Ridge Futures.
Baca Juga: The Fed Bakal Lebih Agresif Kerek Suku Bunga, Harga Emas Dunia Langsung Merosot
Dia juga mengaitkan kenaikan itu dengan bargain hunting setelah kejatuhan cukup dalam.
Kendati emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian, seperti perang di Ukraina, membatasi penguatannya adalah ekspektasi kenaikan suku bunga AS yang cepat, yang meningkatkan opportunity cost memegang logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil.
Membantu mengimbangi tekanan untuk emas dari kenaikan dolar--pesaing safe-haven--imbal hasil US Treasury tergelincir karena ketidakpastian seputar perang dan rencana pengetatan The Fed membuat investor tetap waspada.
"Logam mulia itu didorong dan ditarik oleh dinamika yang bersaing, tetapi seluruh kompleks tersebut mendekati wilayah jenuh jual," kata Suki Cooper, analis Standard Chartered.
"Ini akan menjadi kunci untuk melihat apakah level USD1.900 masih dipandang sebagai kesempatan membeli emas," Cooper menambahkan.
Baca Juga: Pelemahan Dolar AS Serta Kenaikan Inflasi Bikin Harga Emas Dunia Bangkit Lagi
Paladium, yang digunakan dalam sistem pembuangan kendaraan untuk mengekang emisi, melonjak 1,1 persen menjadi USD2.167,90 per ounce, sehari setelah kekhawatiran atas berkurangnya permintaan karena penguncian di China menyeretnya jatuh sebanyaknya 12,9 persen.
Perak turun 0,7 persen menjadi USD23,4 per ounce dan platinum melemah 0,3 persen menjadi USD918,15.