Suara.com - Konflik antara Rusia dan Ukraina mungkin bisa berlangsung lebih lama akibat kesepakatan yang dikhawatirkan sulit terealisasi dalam waktu dekat.
Sejumlah media di negara-negara Eropa dan Rusia menyebut, kesepakatan damai sulit terwujud akibat sikap presiden Ukraina yang kerap melontarkan pernyataan kontroversial.
Surat kabar Moscow Times Selasa (26/4/2022) ini mengklaim, Presiden Rusia Vladimir Putin berhasil menguasai sejumlah wilayah Ukraina setelah sebelumnya diisukan gagal.
Melansir dari The Financial Times yang mengutip sejumlah media, dengan gelombang militer yang mungkin diperkuat, Putin tak lagi berminat untuk berdamai usai Presiden Ukraina menuduh Putin sebagai pelaku kejahatan perang di Bucha dan Mariupol.
Baca Juga: Imbas Perang Ukraina, Rusia Vladimir Larang Bos Facebook Mark Zuckerberg Masuk Rusia
Dampaknya, Vladimir Putin berang hingga kini mengisyaratkan kesepakatan damai tidak akan tercapai, terlebih setelah sebuah kapal penjelajah rudal Rusia, Moskva, tenggelam diserang Ukraina.
"Putin menentang menandatangani apa pun," kata narasumber kabar terkait.
"Setelah Moskva, dia tidak terlihat seperti pemenang. Itu memalukan. Dia perlu menemukan cara untuk keluar dari ini sebagai pemenang," sambung sumber tersebut.
Sejumlah kalangan lantas menyarankan Putin untuk menggunakan strategi perampasan tanah yang juga nampak dalam komunikasi antara Putin dengan Presiden Dewan Eropa Charles Michel terkait pembangunan tembok di Ukraina hingga membuat komunikasi dengan Zelensky sulit tercapai.
"Dia ingin semuanya diputuskan sebelum pertemuan pribadi mereka,. Putin menghindari pertemuan Zelensky dengan sekuat tenaga. kata sumber yang lain.
Baca Juga: Akhirnya Ikut Beri Sanksi Juga, Turki Tutup Wilayah Udara Bagi Pesawat Rusia
Hingga kini, sudah dua bulan Rusia menyerang Ukraina setelah pertama kali militer bergerak pada 24 Februari tahun ini.
Terbaru, Kremlin mengumumkan mereka akan meluncurkan gelombang kedua militer yang menyasar Ukraina Timur.