Resmi Dibeli Elon Musk, Karyawan Twitter Dilanda Kekhawatiran PHK Massal

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 26 April 2022 | 06:13 WIB
Resmi Dibeli Elon Musk, Karyawan Twitter Dilanda Kekhawatiran PHK Massal
Kantor Twitter. [Josh Edelson/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Chief Executive Officer atau CEO Twitter, Parag Agrawal dan pejabat tinggi perusahaan Bret Taylor mengatakan pada karyawan bahwa perusahaan tetap beroperasi seperti biasa meski dengan adanya kesepakatan Elon Musk. Hal ini termasuk jabatan CEO yang tetap dijabat oleh Agrawal.

Kesepakatan yang dicapai pada Senin (Selasa pagi untuk waktu Indonesia) itu setidaknya membutuhkan waktu hingga enam bulan sebelum akhirnya jadi perusahaan pribadi.

Agrawal mengatakan, perusahaan tidak akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawan meski menghentikan sementara rekrutmen.

Mengutip dari Bloomberg, jajaran tinggi Twitter mengadakan rapat melalui daring untuk membahas bersama dewan terkait penjualan perusahaan kepada Elon Musk. Namun, salah satu orang terkaya di dunia itu justru tidak hadir saat rapat.

Baca Juga: Viral, Oknum Polisi Bogor Minta Uang Rp 2,2 Juta ke Pelanggar Lalu Lintas, Kapolres: Ditindak Langsung Propam

Saga pembelian Twitter oleh Elon Musk membuat sejumlah karyawan dilanda ketidakpastian akibat kebijakan yang mungkin membuat mereka kehilangan pekerjaan.

Pasalnya, Elon Musk dikenal sebagai salah satu sosok yang kerap melontarkan kritik terhadap Twitter sebelum akhirnya memutuskan untuk mengakusisi.

Kabar beredar, internal Twitter terpecah menjadi dua kubu antara setuju untuk menjual perusahaan sementara pihak lainnya meyakini mereka harus mempertahankan kepemilikan Twitter.

Sejumlah kalangan beranggapan, gaya Musk yang sembrono dan agresif akan merusak budaya perusahaan dan mengasingkan beberapa karyawan. 

Salah seorang karyawan mengaku kepada Bloomberg bahwa hanya ada 10 persen karyawan yang mengaku senang dengan akusisi Elon Musk.

Baca Juga: Twitter Blokir Iklan yang Sangkal Dampak Perubahan Iklim

Musk kerap menyuarakan tentang niatnya untuk menjadikan Twitter sebagai surga bagi kebebasan berekspresi, dan telah mencemooh keputusan moderasi konten yang telah dibuat platform di masa lalu. 

Hal ini lantas menimbulkan spekulasi bahwa Twitter milik Musk mungkin memungkinkan konten yang lebih ofensif atau berbahaya makin banyak ditemukan di Twitter.

Menanggapi hal ini, Agrawal mengaku hal itu sudah jadi hak Elon Musk dengan mengatakan bahwa perusahaan membuat keputusan untuk kesehatan percakapan publik setiap hari.

Agrawal sendiri nampaknya masih belum mengetahui 'arah' dari perusahaan usai diakusisi Elon Musk. Agrawal meyakinkan karyawan bahwa hibah saham mereka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI