Ternyata Anak Muda yang Melek Keuangan Digital Baru Secuil

Minggu, 24 April 2022 | 12:31 WIB
Ternyata Anak Muda yang Melek Keuangan Digital Baru Secuil
Ilustrasi keuangan digital [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia resmi membuka Pra-KTT ke-2 Youth 20 (Y20) Indonesia 2022 di Lombok, Sabtu (23/4/2022) dengan pembahasan mengenai peningkatan kesadaran anak muda terhadap keuangan digital.

Layanan keuangan digital tumbuh pesat di tengah pandemi Covid-19. Sayangnya, masih banyak populasi dunia yang belum menikmati manfaat ekonomi digital.

Banyak masyarakat khususnya di negara berkembang masih mengandalkan uang tunai (cash). Belum lagi adanya kendala akses internet, serta tantangan literasi keuangan digital termasuk di kalangan anak muda sendiri.

Bahkan survei Y20 Indonesia dan Cint menunjukkan 61 persen anak muda di G20 kesulitan mengakses internet, termasuk koneksi yang tidak stabil dan lambat.

Baca Juga: Luminor Financial Holdings Ltd Suntik Pra-Series A ke Danai.id

Untuk itu, hari pertama Pra-KTT mengangkat tema “Reaping the Benefits of Digital Transformation: Raising Youth Digital Financial Awareness". Forum ini menyoroti kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kesadaran keuangan digital di kalangan generasi muda.

Co-Chair Y20 Indonesia 2022 Budy Sugandi mengatakan, kemajuan teknologi digital menghadirkan kesempatan sekaligus tantangan bagi anak muda.

“Kemajuan teknologi digital berdampak pada generasi muda. Tetapi sejumlah kerangka kerja publik masih ambigu. Intervensi pemerintah khususnya di negara G20 perlu menjadi contoh," ungkap Budy dalam keterangan persnya, Minggu (24/4/2022).

"Suara anak muda adalah suara masa kini dan masa depan. Apa yang kita hasilkan hari ini dan esok tidak hanya mewakilkan suara anak muda di Indonesia atau di negara G20, tetapi anak muda di seluruh dunia," tambahnya.

Menurut Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, literasi layanan keuangan digital di kalangan milenial masih menjadi tantangan besar bangsa ini. Jika tidak diimbangi peningkatan literasi di kalangan pemuda, maraknya perkembangan layanan keuangan digital justru akan berdampak negatif.

Baca Juga: Erick Thohir Pede Ekonomi Digital RI Bisa Lebih Besar Dibanding Negara-negara ASEAN

“Namun, masih ada tantangan besar, terutama mengenai tingkat literasi layanan keuangan digital di kalangan anak muda,” tutur dia.

Karena itu, menurut Zainudin Amali, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) terus mendorong generasi muda untuk meningkatkan rasa ingin tahu dan minat baca mereka mengenai keuangan digital.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengajak anak muda untuk memainkan peran aktif sebagai agent of change di tengah disrupsi digital. Pemerintah pun telah melakukan sejumlah upaya untuk mendorong transformasi digital lewat pembangunan konektivitas WiFi di desa.

“Partisipasi pemuda dalam pembangunan bangsa sangatlah penting. Maka dari itu saya sangat mengapresiasi forum Y20 ini untuk merumuskan ide terbaik bagi pembangunan indonesia dan dunia, khususnya di empat topik yaitu ketenagakerjaan pemuda, transformasi digital, planet yang berkelanjutan dan layak huni, serta keberagaman dan inklusi," jelasnya.

Senada, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate juga menekankan bagaimana anak muda Indonesia memiliki peran sebagai agent of change.

“Kita tahu Bill Gates mendirikan perusahaannya saat berumur 19 tahun. Steve Jobs juga mendirikan Apple di umur 21 tahun. Ini menandakan anak muda bagaimana memimpin transformasi digital baik nasional maupun global,” jelas Johnny.

“Anak muda zaman sekarang yang lahir dikelilingi oleh digital ekosistem punya peran penting sebagai agent of change dalam lanskap digital saat ini,” imbuh Johnny.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI