Suara.com - Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan seorang pejabat AS menyerukan reformasi besar-besaran di Bank Dunia pada Kamis (21/4/2022).
Tuntutan ini lantaran bank pembangunan multilateral berusia tujuh dasawarsa itu tidak dibangun untuk mengatasi berbagai krisis global yang tumpang tindih.
Kepada wartawan, Yellen menuturkan, Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) tidak dirancang untuk menangani berbagai krisis global yang sekarang mereka hadapi, termasuk dampak dari perang Rusia di Ukraina dan pandemi COVID-19, dan mereka kekurangan sumber daya untuk mengatasi perubahan iklim.
IMF yang menurutnya saat ini memiliki sekitar 1 triliun dolar AS total sumber daya pinjaman, dimaksudkan untuk membantu masing-masing negara menangani krisis yang terisolasi.
Sedangkan Bank Dunia diciptakan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan di negara-negara yang tidak memiliki akses ke pasar modal.
"Kami menghadapi tantangan yang sekarang membutuhkan investasi dalam skala yang tidak dapat dikelola sendiri oleh lembaga internasional, seperti perubahan iklim," kata Yellen.
"Investasi untuk perubahan iklim akan bertambah hingga triliunan dan triliunan dolar," sambungnya.
Namun, ia tidak menjelaskan reformasi apa yang diperlukan untuk meningkatkan institusi, tetapi dia menambahkan bahwa mereka harus dapat memanfaatkan kumpulan modal swasta yang besar.
Lembaga-lembaga tersebut juga harus lebih mampu memberikan "barang-barang publik" seperti peningkatan infrastruktur kesehatan masyarakat untuk menangani pandemi di masa depan, yang mungkin memerlukan perubahan pada mandat Bank Dunia.
Baca Juga: 3.500 Member Investasi Bodong GSI di Bali Disebut Mengalami Kerugian Rp 77 Miliar
Dalam sambutan terpisah, Deputi Penasihat Keamanan Nasional Daleep Singh mengatakan dia dalam "kesepakatan penuh" dengan Yellen, dan percaya model bisnis bank - yang mengutamakan mempertahankan peringkat kredit AAA - tidak cocok untuk mengkatalisasi perubahan global.