Suara.com - Dalam laporannya kepada komite pengarah Dana Moneter Internasional (IMF), Kamis (21/4/2022) lalu, OPEC menyebut, lonjakan harga minyak sebagian besar disebabkan oleh krisis Ukraina.
Hal ini kemudian adanya potensi kelompok produsen tidak akan mengambil tindakan lebih lanjut untuk menambah pasokan.
Dalam sebuah pernyataan kepada Komite Moneter dan Keuangan Internasional (IMFC) yang dilihat oleh Reuters, OPEC mengatakan harga minyak mentah acuan global Brent rata-rata mendekati 98 dolar AS per barel pada kuartal pertama, naik sekitar 18 dolar AS dari tiga bulan terakhir tahun 2021.
"Harga minyak telah meningkat, terutama pada Maret tahun ini, terutama karena meningkatnya ketegangan geopolitik di Eropa Timur dan kekhawatiran ini dapat mengakibatkan kekurangan pasokan minyak yang besar, di tengah dislokasi perdagangan," kata OPEC kepada IMFC.
Baca Juga: Harga Tiket Pesawat Naik Jelang Musim Mudik, Imbas dari Harga Minyak Dunia?
Untuk diketahui, IMFC adalah bagian dari pertemuan musim semi Dana Moneter Internasional (IMF) dan Dewan Gubernur Bank Dunia.
OPEC juga sudah menolak ajakan Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk memberi pasokan minyak lebih banyak guna menurunkan harga yang mencapai puncak 14 tahun di atas 139 dolar AS bulan lalu pasca pemberlakuan sanksi Rusia.
Sementara, OPEC+ yang di dalamnya Rusia adalah salah satu anggotanya justru akan meningkatkan produksi sekitar 432.000 barel per hari pada Mei, sebagai bagian dari pengurangan bertahap pengurangan produksi yang dilakukan selama pandemi COVID-19 terburuk.
OPEC mengatakan bahwa OPEC+ telah menunjukkan komitmennya untuk memastikan bahwa fundamental pasokan dan permintaan minyak seimbang selama krisis Ukraina untuk mendukung ekonomi global.
OPEC juga menyoroti dampak jangka pendek negatif dari krisis Ukraina dan pandemi yang sedang berlangsung, menambahkan: "Kenaikan kuat dalam harga-harga komoditas, dalam kombinasi dengan kemacetan rantai pasokan yang sedang berlangsung dan kendala logistik terkait COVID-19 memicu inflasi global yang sudah tinggi".
Baca Juga: Usai Anjlok 5 Persen, Harga Minyak Dunia Mulai Naik Tipis