Mengenal Startup di Indonesia: Pengertian, Modal, dan Valuasi Perusahaan

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 20 April 2022 | 14:36 WIB
Mengenal Startup di Indonesia: Pengertian, Modal, dan Valuasi Perusahaan
Ilustrasi sejumlah pemuda sedang membahas konsel perusahaan rintisan atau startup. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bekerja start up di Indonesia, barangkali adalah impian sebagian generasi milenial. Pengertian Start up tak jauh-jauh dari kerja fleksibel, kreativitas anak muda, dan pemanfaatan teknologi. Meski terdengar menyenangkan, sebagai sebuah perusahaan start up tak bisa dilepaskan dari valuasi perusahaan.

Startup: Pengertian, Modal, dan Valuasi

Melansir Investopedia, Start up adalah perusahaan rintisan yang baru memulai langkah pertama dalam sebuah pengembangan bisnis. Pada umumnya start up masih berada dalam fase pengembangan produk dan mencari kesesuaian atara produk dan pasar. Meski dalam bentuk rintisan, ciri khas dari start up adalah pemanfaatan teknologi digital.

Start up di Indonesia dan seluruh dunia tergolong sebagai perusahaan berisiko tinggi lantaran berfokus mengembangkan produk atau layanan yang dipercaya akan mendatangkan keuntungan.

Baca Juga: Kominfo Selesaikan Program HUB.ID 2021, Dukung Industri Startup Digital di Indonesia

Dengan demikian, mendirikan start up perlu modal besar namun pendapatan terbatas. Ciri lainnya adalah sangat jarang start up yang sudah menemukan pola bisnis yang tepat.

Berbicara soal modal start up di Indonesia setiap perusahaan memiliki perhitungan masing-masing. Besaran modal ini tergantung beragam faktor seperti bidang bisnis yang akan dijalankan, lokasi kantor, hingga jumlah karyawan, dan besaran gaji. Sebuah start up biasanya dimulai dengan modal ratusan juta rupiah atau puluhan atau setara puluhan ribu dolar.

Namun demikian modal usaha tidak sebatas pada uang. Lebih dari itu, modal penting yang diperlukan adalah gagasan, sumber daya yang kompeten di bidangnya, serta lingkungan kerja yang mendukung untuk berkembang.

Keseluruhan modal ini akan menentukan seberapa sukses start up mengingat bisnis ini termasuk dalam kategori rentan. Modal yang dimiliki start up ini akan menentukan valuasi atau nilai ekonomi dari sebuah start up.

Walau demikian, valuasi masing-masing start up berbeda-beda. Start up-start up besar seperti Gojek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak yang berstatus unicorn memiliki nilai valuasi lebih dari satu miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp14,1 triliun. Namun, tidak semua perusahaan start up memiliki valuasi yang besar.

Baca Juga: Pembinaan Perusahaan Rintisan Harus Konsisten untuk Akselerasi Transformasi Digital

Berbicara soal nilai valuasi ini, kalangan start up memiliki istilah untuk tingkatan valuasi tertentu. Bagi perusahaan yang baru berdiri dan valuasi masih rendah, kalangan start up biasa menyebutnya cockroach atau kecoa.

Kecoa adalah hewan yang diibaratkan memiliki daya hidup tinggi dan pantang menyerah. Karakter ini harus dimiliki start up yang baru saja berdiri.

Kemudian ada pula ponies dengan valuasi sekitar Rp140 miliar, centaurs dengan valuasi sekitar Rp1,4 triliun sebelum menjadi unicorn dan meningkat menjadi unicorn, decacorn, dan hectocorn yang memiliki valuasi sekitar 100 miliar dolar Amerika Serikat seperti Facebook dan Google.

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI