India Tingkatkan Ekspor Minyak Sawit dari Indonesia Gegara Konflik Rusia dan Ukraina

M Nurhadi Suara.Com
Senin, 18 April 2022 | 15:06 WIB
India Tingkatkan Ekspor Minyak Sawit dari Indonesia Gegara Konflik Rusia dan Ukraina
Tanda buah segar perkebunan sawit di Sumsel [Suara.com/Tasmalinda]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - India semakin memperbesar angka impor mereka pada Maret 2022 lalu. Bahkan, ekspor mereka naik hingga 18,7 persen dibandingkan periode sebelumnya. 

Salah satu penyebab utamanya yakni akibat para pedagang mulai bergerak untuk mengamankan alternatif minyak bunga matahari yang tidak lagi dapat dibeli dari Ukraina. 

India kemudian menyikapi hal ini dengan meningkatkan ekspor minyak sawit mereka dari negara penghasil. Hal ini lantas membuat harga minyak sawit di Bursa Berjangka Malaysia.

Dalam kutipan Reuters menyebutkan, data Solvent Extractors Association of India (SEA) menulis, negara itu impor 539.793 ton minyak kelapa sawit, naik hampir 25 persen dibandingkan sebulan sebelumnya di angka 454.794 ton. 

Baca Juga: Skuad Indonesia di Piala Thomas dan Uber 2022: Marcus hingga Greysia Polii Absen

Selain itu, India juga impor sekitar 212.484 ton minyak bunga matahari pada Maret 2022, yang juga naik dibandingkan Februari yang mencapai 152.220 ton. 

SEA menyampaikan, penyebab kebijakan ini diantaranya masuknya beberapa kapal yang telah meninggalkan Ukraina sebelum adanya konflik. 

Namun begitu, mengutip Warta Ekonomi, pada April ini, impor minyak bunga matahari hanya bertahan di bawah 80 ton.

Faktor penentu hal ini adalah kekosongan pengiriman dari Ukraina yang tengah konflik sedangkan sumber impor hanya Rusia dan Argentina saja.

Dalam laporan terkait, keterbatasan pasokan minyak matahari dan kedelai memaksa India untuk impor lebih dari 600 ribu ton minyak sawit pada bulan April. 

Baca Juga: Melawan Stigma, Viral Video Penjual Makanan di India Berwajah Tampan dan Jaga Kebersihan

Negara itu membeli minyak sawit dari produsen utama Indonesia dan Malaysia serta minyak kedelai terutama dari Argentina dan Brazil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI