Suara.com - Saat harga saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) tak kunjung membaik, kinerja perusahaan juga masih mencatat kerugian yang membebani perusahaan.
Kerugian Bukalapan diperkirakan menggelembung 23,70% dari Rp1,35 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp1,67 triliun pada tahun 2021.
Padahal, mengutip dari Warta Ekonomi, Bukalapak berhasil mencatat kenaikan pendapatan bersih hingga 38,52% pada tahun 2021. Pendapatan akhir Desember 2020 lalu pendapatan Bukalapak sebesar Rp1,35 triliun, sedangkan akhir Desember 2021 meningkat jadi Rp1,87 triliun.
Kenaikan pendapatan diikuti dengan lonjakan beban pokok pendapatan, yakni sebelumnya hanya Rp123,26 miliar menjadi Rp441,43 miliar.
Baca Juga: Resep Es Campur Sederhana, Cocok untuk Menu Buka Puasa di Rumah
Namun, beban penjualan dan pemasaran perusahaan juga turut membengkak dari Rp1,52 triliun menjadi Rp1,64 triliun meski beban umum dan administrasi turun tipis menjadi Rp1,45 triliun dan diikuti penurunan beban operasi lainnya menjadi Rp45,29 miliar.
Akhir tahun lalu, Bukalapak mengantongi pendapatan keuangan sebesar Rp226,61 miliar yang berarti meningkat dari tahun 2020 lalu yang hanya Rp14,08 miliar.
Bersamaan dengan itu, kas dan setara kas Bukalapak mengalami kenaikan drastis, yakni dari Rp1,48 triliun pada Desember 2020 menjadi Rp24,70 triliun pada Desember 2021.
Pada perdagangan Jumat (15/4/2022), harga saham BUKA ditutup di harga Rp364.
Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Pandeglang Lengkap dengan Bacaan Doanya, Hari Ini Jumat 15 April 2022