Utang Negara ke China Naik, Indonesia Harus Belajar dari Sri Lanka Jika Tak Mau Ekonomi Ambruk

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 15 April 2022 | 16:27 WIB
Utang Negara ke China Naik, Indonesia Harus Belajar dari Sri Lanka Jika Tak Mau Ekonomi Ambruk
Pengunjuk rasa menghindari gas air mata yang digunakan polisi di dekat kediaman Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa saat protes terhadap presiden atas banyak krisis yang terjadi di negara tersebut setelah 13 jam tanpa listrik akibat kekurangan mata uang asing untuk mengimpor bahan bakar, di Kolombo, Sri Lanka, Kamis (31/3/2022) [Suara.com/Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Utang yang menumpuk membuat Sri Lanka mengalami krisis terbesar sepanjang sejarah negara itu. Ribuan warga negara itu kabarnya menggelar unjuk rasa menuntut pemerintah mundur.

Sri Lanka sejatinya negara yang cukup berkembang beberapa tahun sebelumnya. Ekspor teh dan grafit dari Sri Lanka dikenal sebagai salah satu yang terbaik di dunia.

Namun, ketergantungan negara itu pada produk impor, termasuk kebutuhan penting seperti pupuk dan bahan bakar membuat mereka merasakan getah di belakang.

Akibat ketergantungan impor, situasi ekonomi global, terutama kenaikan harga energi yang kian meroket akibat perang Rusia dan Ukraina membuat Sri Lanka kalang kabut.

Nilai tukar uang Sri Lanka juga terus anjlok hingga harganya tak bernilai. Ditambah lagi, cadangan devisa negara itu sudah tidak tertolong.

Cadangan devisa saat ini diperkirakan hanya 1,72 miliar dolar AS, dan berpotensi terus turun. Dampaknya, Sri LAnka kini semakin kesulitan membayar utang negara.

Pada Selasa (12/4/2022) lalu, Bank Sentral Sri Lanka (CBSL) mengumumkan gagal bayar, US$ 51 miliar terhadap utang luar negeri.

"Kami kehilangan kemampuan untuk membayar," kata Kepala CBSL Nandalal Weerasinghe dikutip via Reuters.

"Kami harus fokus untuk mengimpor kebutuhan pokok. Bukan membayar utang luar negeri. Kita sudah sampai di titik membayar utang menjadi sangat menantang dan tidak mungkin," ujarnya lagi.

Baca Juga: Partai-partai Politik Indonesia Akrab dengan Partai Komunis China

Hingga akhir tahun lalu, utang Sri Lanka memiliki utang luar negeri mencapai 50,72 miliar dolar AS. Jumlah ini sudah 60,85% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI