Inflasi Sudah Capai 7 Persen, Ekonomi Eropa Bisa Runtuh Jika Konflik Ukraina Berlanjut

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 15 April 2022 | 15:44 WIB
Inflasi Sudah Capai 7 Persen, Ekonomi Eropa Bisa Runtuh Jika Konflik Ukraina Berlanjut
Warga membawa bendera putih saat menyeberangi perbatasan Bucha dan Irpin di sebelah jasad yang terbaring di jalan, saat invasi Rusia, di Irpin, Ukraina, Jumat (11/3/2022) [ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Eropa saat ini tengah dilanda ketidakstabilan ekonomi yang disebabkan konflik Rusia dan Ukraina. Rusia sebagai pemasok energi mayoritas negara-negara di Eropa terus mengancam akan memutus pasokan gas untuk negara-negara di benua biru tersebut.

"Pada akhir tahun 2020, sangat sulit untuk mengatakan apakah dunia telah benar-benar berubah selama pandemi, atau apakah orang-orang terlalu mengekstrapolasi dari distorsi besar-besaran Covid-19," kata pakar ekonomi sekaligus Ahli Strategi Makro Global TS Lombard, Dario Perkins.

Menurut dia, sulit memprediksi negara yang menghentikan aktivitas ekonomi mereka kemudian mencoba untuk mengekstrapolasi proses pembukaan kembali itu ke dalam gagasan Roaring '20-an ini. 

Roaring '20 merupakan periode pertumbuhan ekonomi yang kuat di Amerika Serikat. Dekade itu menandai dimulainya era modern seperti yang kita kenal.

Baca Juga: Menemani Santap Sahur, Ini Link Live Streaming Barcelona vs Eintracht Frankfurt di Liga Europa

Jika dibandingkan dengan ekonomi Amerika Serikat yang tengah dihantam krisis tenaga kerja serta diskusi upah yang alot. Namun, saat ini Eropa justru menghadapi ancaman resesi yang mungkin terburuk.

"Sekarang jelas ada banyak orang di Eropa yang akan benar-benar bergumul dengan kenyataan bahwa 50% energi kita baru saja naik harga secara besar-besaran. Kesulitannya di sini adalah kita tidak tahu berapa lama situasi ini akan berlangsung," kata Perkins. 

Ekonomi Eropa mungkin akan menghadapi tekanan kuat, terlebih saat ini inflasi di benua biru mencapai 7% hingga 8% dan upah naik 1%. 

"Jika (konflik Rusia Ukraina) ini berakhir, perlambatan akan memudar dengan sangat cepat. Jika ini berlangsung berbulan-bulan, maka peluang resesi luas di Eropa tiba-tiba meningkat banyak," ujarnya.

Baca Juga: Indonesia Mampu Kendalikan Inflasi Berkat Sektor Pertanian

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI