Babak baru Pelita Air ini, diharapkan bisa memberikan kontribusi besar terhadap industri penerbangan Indonesia dan memberikan warna baru dalam ekosistem penerbangan Indonesia.
Sebagai informasi, kehadiran kedua pesawat tersebut sekaligus memperkenalkan livery baru yang berlangsung di Bandara Soekarno Hatta, pada Senin (11/4).
Livery baru yang terpampang di pesawat yang terbang dari Bandara Montpellier, Prancis (MPL) dan Bandara Internasional Sharjah - Uni Emirat Arab (SHJ) ini bernama "Ribbon" livery.
Dinamakan "Ribbon" livery karena livery tersebut menyerupai pita yang menyelimuti ekor dan sebagian badan pesawat dengan tiga warna yaitu merah, biru dan hijau yang dapat dimaknai sebagai keberagaman dan kebebasan berekspresi.
Tiga warna pada livery tersebut juga merupakan warna identitas Pertamina sebagai perusahaan induk dari Pelita Air.
Sementara Pelita Air terus mengembangkan diri, maskapai BUMN Garuda Indonesia hingga saat ini masih berkutat dengan keuangan perusahaan yang tak kunjung membaik. Kasus korupsi pengadaan pesawat menggerogoti maskapai andalan Indonesia tersebut dari dalam.
Baru-baru ini, Kejaksaan Agung (Kejagung) memeriksa 3 orang saksi dalam dugaan korupsi pengadaan pesawat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk pada 2011-2021, salah satunya mantan Komisaris Independen Garuda Indonesia berinisial CK.
"Tim Jaksa Penyidik pada Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidum) Kejaksaan Agung melakukan pemeriksaan terhadap 3 orang saksi yang terkait dengan Dugaan Tindak Pidana Korupsi," kata Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana dalam keterangan tertulis.
Baca Juga: Siap Kembangkan Segmen Penerbangan Komersial Berjadwal, Pelita Air Datangkan 2 Airbus A320