Suara.com - Chief Executive Officer (CEO) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk Andre Sulistyo mengaku beruntung tumbuh kala pemerintah Indonesia mendukung digitalisasi sehingga perusahaan dapat terus berkembang dengan baik.
"Kami lahir dan tumbuh besar di Indonesia di masa pemerintahan yang progresif dengan berbagai kebijakan yang mendukung digitalisasi. Semua ini kami manfaatkan untuk menciptakan solusi-solusi berbasis teknologi untuk para pengguna kami, dan hal ini telah memampukan GoTo dan banyak perusahaan teknologi karya anak bangsa lainnya untuk mencapai skala bisnis yang sangat besar," ujar Andre saat seremoni pencatatan perdana saham GoTo secara virtual yang dipantau di Jakarta, Senin (11/4/2022).
Dengan resmi IPO, GoTo menjadi perusahaan rintisan teknologi berstatus decacorn pertama yang berhasil tercatat di bursa Asia.
GoTo melepas sebanyak 40,62 miliar lembar saham dengan harga IPO Rp338 per saham sehingga perseroan berhasil menghimpun dana segar dari masyarakat mencapai Rp13,73 triliun dan memiliki kapitalisasi pasar mencapai Rp400 triliun.
Baca Juga: GOTO IPO, IHSG Dibuka Melesat ke Level 7.291 di Awal Perdagangan
Andre menyampaikan perseroan bangga bisa menjadi perusahaan publik dan merupakan mimpi dari Gojek dan Tokopedia sejak didirikan 11 tahun yang lalu.
"Kepada Pak Presiden Joko Widodo, jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju, dan badan-badan pemerintahan lainnya seperti OJK dan BEI, kami lahir dan tumbuh besar di masa kepemimpinan bapak ibu sekalian. Dan untuk itu kami sangat berterima kasih sekali atas masukan dan dukungannya sejak awal kami berdiri," kata Andre.
Ia juga menceritakan ketekunan dan ketangguhan dari para pendiri, karyawan, serta para mitra di ekosistem GoTo yang punya tekad luar biasa dan kepercayaan besar bahwa banyaknya masalah sehari-hari bisa dipecahkan dengan teknologi.
"Tetapi cerita kami tidak selalu indah, banyak sekali tantangan dan masalah yang kami hadapi sejak berdirinya Gojek dan Tokopedia. Mungkin William ingat bahwa Tokopedia lahir di masa sebelum adanya ekosistem startup dan pendanaan bahwa untuk mencari talenta saja saja sangat susah sekali. Banyak talenta tersebut banyak ditanya calon mertuanya, dikira jaga toko, tidak populer sama sekali pada awal, susah sekali. Ditambah lagi saat itu belanja online dianggap sebagai penipuan," ujar Andre.
Baca Juga: Kominfo Menegaskan Pemerintah Tidak Lakukan Peretasan Terkait Aksi Demo 11 April