Suara.com - Istilah 9 naga ekonomi Indonesia kerap terdengar di kancah perdagangan Indonesia. Istilah ini disematkan kepada orang-orang yang paling berpengaruh di perekonomian Indonesia. Sembilan orang yang dimaksud adalah konglomerat yang menguasai perusahaan-perusahaan besar.
Berikut profil 9 naga ekonomi Indonesia, seperti dilansir dari berbagai sumber.
1. Robert Budi Hartono
Robert Budi Hartono adalah bos PT. Djarum, perusahaan rokok terbesar di Indonesia sekaligus lembaga pembina atlet bulu tangkis nasional. Selain itu, Robert Budi Hartono memiliki perusahaan elektronik, Polytron, usaha real estate, saham di startup game Razer, serta investasi di Bank Central Asia. Tidak cuma menjadi bagian dari 9 naga ekonomi Indonesia, Robert berada di urutan ke-86 orang terkaya di dunia versi majalah ekonomi, Forbes.
2. Rusdi Kirana
Taipan satu ini adalah pendidi Lion Air Group, sebuah perusahaan layanan transportasi. Lion Air membawahi perusahaan Lion Air, Wings Air, Batik Air, Malindo Air, serta Thai Lion Air. Perusahaan ini beroperasi di Indonesia, Malaysia, dan Thailand dengan total lebih dari 120 destinasi penerbangan.
Berikutnya merupakan pendiri dari Santini Group yaitu Sofjan Wanandi. Sebelum menjadi Santini Group, perusahaan yang didirikan oleh Sofjan Wanandi tersebut bernama Gemala Group. Gemala Group merupakan gabungan dari bisnis otomotif keluarganya, yang kemudian merambah ke bidang farmasi dan kimia. Pada 1988, grup perusahaan berhasil melebarkan sayapnya hingga ke empat benua dan berkembang ke bidang properti pula.
Santini Group berdiri pada 1994 dan saat ini telah dipimpin oleh anak-anak dari Sofjan Wanandi. Saat ini Santini Group telah berkembang di industri perangkat otomotif, infrastuktur, sumber daya alam, pengembangan properti, hingga jasa pelayanan. Santini Group membeli saham dari klub sepak bola Inggris Tranmere Rovers..
Baca Juga: Sesumbar Ngaku Jadi Crazy Rich Medan, Indra Kenz Disentil Konglomerat Betulan
Edward Soeryadjaya merupakan anak sulung dari William Soeryadjaya, pendiri PT Astra International. Edward Soeryadjaya pernah mendirikan Bank Summa pada 1990 serta menjabat direktur di Ortus Group yang bergerak di bidang medikal, telematika, medical device servicing, dan finansial.
Jacob Soetoyo, presiden direktur PT Gesit Sarana Perkasa ini merupakan sosok berikutnya yang masuk ke dalam sembilan naga Indonesia. PT Gesit Sarana Perkasa merupakan perusahaan properti yang terlibat dalam pembangunan hotel JS Luwansa.
6. James Riady
James Riady merupakan anak sulung dari Mochtar Riady, pendiri Lippo Group. Saat ini, sosoknya tengah meneruskan usaha sang ayah. Lippo Group berhasil menjadi salah satu konglomerat terbesar di Asia, yang berinvestasi di bidang real estat, ritel, perhotelan dan rekreasi, kesehatan, pendidikan, media dan berita, telekomunikasi, teknologi digital, serta layanan keuangan.
7. Tommy Winata
Tommy Winata masuk dalam jajaran 9 naga ekonomi Indonesia setelah mendirikan Arta Graha Group pada 1990. Unit usahanya berada di bidang properti, keuangan, agroindustri, dan perhotelan yang menjadi sektor utama mereka. Selain itu, mereka juga bergerak di bidang pertambangan, media, hiburan, ritel, IT dan Telekomunikasi, serta lainnya.
Anak dari Sudono Salim sang pendiri Salim Grup ini berhasil membangkitkan kembali perusahaan keluarga yang sempat terpuruk. Salim Grup memproduksi makanan keluaran Indofood serta beberapa perusahaan lain seperti Super Indo, Elshinta, Indomaret, dan Supermal Karawaci.
Selain anak sulung dari Mochtar Riady, pendiri Lippo Group, menantunya ini juga merupakan sosok yang keberadaannya mampu mempengaruhi perekonomian Indonesia. Dato Sri Tahir merupakan pendiri dari Mayapada Group. Salah satu anak perusahaan yang berada di bawah naungan Mayapada Group yaitu Bank Mayapada. Pada 2020, Dato Sri Tahir berhasil masuk ke dalam sepuluh orang terkaya di Indonesia, dengan total kekayaan sebesar 3,3 miliar dolar Amerika atau setara dengan Rp47 triliun rupiah.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni