Suara.com - Amerika Serikat terus meminta Indonesia untuk mengeluarkan Rusia dari G20. Bahkan, negara adidaya itu mengancam akan boikot semua agenda jika Rusia tetap menjadi salah satu anggota dalam acara tersebut.
"Dia (Biden) meminta agar Rusia dikeluarkan dari G20 dan saya sudah menjelaskan kepada rekan-rekan saya di Indonesia bahwa kami tidak akan berpartisipasi dalam sejumlah pertemuan jika Rusia ada di sana," kata Menteri Keuangan AS Janet Yellen, pada Rabu (6/4/2022) lalu.
Menurut dia, Rusia sudah melakukan tindakan kejam dengan pembantaian di Ukraina. Rusia juga dianggap telah menghina tatanan dunia.
Salah seorang jubir dari Departemen Keuangan AS menyebut, ucapan Yellen tersebut merujuk pada pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20.
Baca Juga: Top 5 Sport: Ada Syarat untuk Marc Marquez agar Bisa Ikut Balap MotoGP Amerika 2022, Apa Itu?
Hingga kini, belum dapat dipastikan apakah Rusia akan tetap ikut dalam agenda G20 atau memilih untuk mundur. Belakangan, sejumlah negara sudah menyampaikan protes mereka terkait kehadiran Rusia.
Berkaitan dengan ini, pada Maret lalu, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva menyebut, kemungkinan besar Presiden Rusia, Vladimir Putin akan datang dalam agenda G20 di Bali.
"Sejauh ini dia (Putin) mau datang ke KTT G20. Tapi tergantung pada situasi," kata dia.
Respon Indonesia
Ketegangan politik antara Rusia dengan sejumlah negara yang condong membela Ukraina turut ditanggapi Jubir Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah.
Baca Juga: Bantu Ukraina, SpaceX dan USAID Kirim 5.000 Terminal Internet Starlink
"Kami mencermati apa yang disampaikan oleh Menteri Keuangan, namun kami juga memiliki kebijakan untuk tidak mengomentari statement yang disampaikan tersebut. Tidak semua pernyataan perlu kita respon," katanya, Kamis (7/4/2022).
Ia sendiri saat ini hanya menyoroti persiapan yang terus dilakukan dan berharap kehadiran seluruh anggota dari G20 tanpa terkecuali.
"Dari perspektif Indonesia, kita menjalankan apa yang menjadi preseden penyelenggaraan G20 dengan tetap mengharapkan kehadiran dari seluruh anggota G20 dalam berbagai rangkaian pertemuan G20," kata dia.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi bahkan pada Kamis (7/4/2022) malam sudah berbicara langsung dengan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken.
Melalui akun resmi Menlu disampaikan bahwa sejumlah hal dibahas dalam pembicaraan keduanya, tidak terkecuali situasi di Ukraina, Afghanistan, G20, serta kerja sama Indo-Pasifik.
"Di tengah masa yang penuh tantangan ini, penting untuk menjaga jalur komunikasi dan konsultasi tetap terbuka dalam menangani berbagai masalah mendesak," cuit Menlu tanpa memberi detail hasil pembicaraan.