Suara.com - Berkurangnya pasokan Bitcoin dan Ethereum menurut CEO Indodax Oscar Darmawan, justru jadi kabar positif karena meningkatkan harga aset kripto tersebut jika dilihat secara jangka panjang seiring masih tingginya permintaan di pasar.
"Jika pasokan suatu kripto khususnya Bitcoin dan Ethereum berkurang, justru merupakan kabar yang positif. Bitcoin dan Ethereum adalah dua aset kripto yang paling banyak ditransaksikan oleh para investor karena kedua kripto ini lebih populer dibanding kripto lainnya, menduduki peringkat teratas secara market cap di situs Coinmarketcap ataupun CoinGecko dan secara teknologi serta project pun lebih mature sehingga permintaan terhadap kedua kripto ini tinggi," ujar Oscar pada Jumat (8/4/2022).
Belum lama ini, Bitcoin mencapai rekor baru dimana sebanyak 19 juta keping Bitcoin telah berhasil ditambang dari total maksimum suplai Bitcoin yaitu sebesar 21 juta. Dengan begitu, total Bitcoin yang bisa ditambang hanya tersisa sekitar 2 juta keping saja.
Selain Bitcoin, diperkirakan saat ini ada dua juta Ethereum sudah berhasil di burn oleh para developer ETH. Burning dua juta token ETH itu bertujuan untuk meningkatkan Ethereum Improvement Proposal atau EIP-1559.
Menurut Oscar, dua momen penting itu tentu akan banyak mengurangi pasokan dari kedua kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar tersebut.
BTC dan ETH jadi duo kirpto yang paling banyak dikoleksi investor institusi, diantaranya perusahaan besutan Michael Saylor, Micro Strategy yang baru baru ini memborong Bitcoin senilai Rp1,7 triliun lewat anak perusahaannya, MacroStrategy.
Ia bahkan menggunakan pinjaman yang didapat dari bank kripto asal San Diego, Silvergate dengan jaminan Bitcoin sebesar 205 juta dolar AS.
Pinjaman yang didapatkan dari menjaminkan BTC yang sudah dimiliki oleh MicroStrategy sebelumnya, ditujukan untuk menambah portofolio untuk disimpan sebagai investasi jangka panjang.
Tidak hanya itu, lanjut Oscar, tingginya permintaan terhadap kripto khususnya Bitcoin dan Ethereum juga terjadi karena orang orang semakin sadar soal teknologi blockchain sehingga banyak negara di dunia yang melonggarkan kebijakan soal kripto sebagai suatu komoditas, alat pembayaran, bahkan devisa negara.
Baca Juga: Pasokan Bitcoin dan Ethereum Berkurang, CEO Indodax: Justru Bagus, Harganya Bakal Naik
Fungsi kripto pun semakin dibutuhkan karena ekosistemnya, seperti NFT, defi dan metaverse yang banyak menggunakan jaringan Ethereum.