Suara.com - Salah emiten andalan Lo Kheng Hong, yakni PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) sebelumnya sempat mencatatkan laba bersih senilai Rp86,36 miliar. Namun, jika dibandingkan pada 2020 lalu, Laba itu turun 73,04% dari laba yang sebelumnya tercatat sebesar Rp320,38 miliar.
Berdasarkan laporan perusahaan, GJTL berhasil mencatat penjualan bersih Rp13,43 triliun per Desember 2020 menjadi Rp15,34 triliun per Desember 2021, yang berarti naik 14,22%.
Penjualan pihak berelasi menyumbang kenaikan dari sebelumnya Rp2,92 triliun pada 2020 menjadi Rp3,14 triliun pada 2021.
Sedangkan mengutip dari Warta Ekonomi, penjualan pihak ketiga tercatat bertumbuh positif dari Rp10,64 triliun per Desember 2020 menjadi Rp12,37 triliun per Desember 2021.
Baca Juga: Seharian Betah di Zona Merah, IHSG Ditutup Melemah ke Posisi 7.104
Meski mencatat kinerja positif, sejumlah beban usaha juga terpantau naik. Manajemen melaporkan, beban pokok penjualan membengkak dari sebelumnya Rp10,76 triliun menjadi Rp13,22 triliun. Beban penjualan dan beban keuangan juga meningkat menjadi masing-masing sebesar Rp759,94 miliar dan Rp801,89 miliar.
Bersamaan dengan itu, beban umum dan administrasi meningkat menjadi sebesar Rp636,26 miliar pada akhir tahun 2021.
Meski demikian, Gajah Tunggal mencatat penurunan kerugian kurs mata uang asing dan bagian rugi entitas asosiasi masing-masing menjadi Rp67,91 miliar dan Rp16,66 miliar.
Total aset Gajah Tunggal tumbuh dari Rp17,78 triliun pada Desember 2020 menjadi Rp18,45 triliun pada Desember 2021.