Link Net Bukukan Pendapatan Rp 4,5 Triliun di 2021

Iwan Supriyatna Suara.Com
Kamis, 07 April 2022 | 08:01 WIB
Link Net Bukukan Pendapatan Rp 4,5 Triliun di 2021
Marlo Budiman, Presiden Direktur dan CEO PT Link Net Tbk bersama Director of Enterprise Sales PT Link Net Tbk Agung Satya Wiguna secara resmi mengumumkan rebranding logo PT Link Net Tbk termasuk perubahan nama First Media Business menjadi Link Net pada malam perhelatan Link Net Enterprise Customer Award 2021.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Link Net membukukan pendapatan sebesar Rp4,5 triliun pada FY2021, bertumbuh 10,4% dibandingkan dengan Rp4,05 triliun di FY2020. Pendapatan pada 4Q2021 tercatat sebesar Rp1,2 triliun, bertumbuh 11,8% dibandingkan dengan Rp1,1 triliun pada 4Q2020.

EBITDA Perseroan tercatat sebesar Rp2,5 triliun pada FY2021, meningkat 8,5% dibandingkan dengan Rp2,3 triliun pada FY2020. Laba Bersih tercatat sebesar Rp885 miliar pada FY2021.

Margin EBITDA dan Laba Bersih masing-masing tercatat pada 56,0% dan 19,8%. Arus kas operasional Perseroan tercatat sebesar Rp1,97 triliun pada FY2021, bertumbuh 6,1% dibandingkan dengan FY2020. Posisi kas Perseroan tercatat pada Rp271 miliar pada akhir tahun 2021.

Link Net terus melanjutkan kesuksesan dalam proyek migrasi. Setelah proyek ini selesai, Perseroan akan menerima peningkatan arus kas yang signifikan. Para pemegang saham dapat menantikan saat penyelesaian proyek migrasi Link Net dan arus kas dari beban sewa tiang tahunan dapat dialihkan untuk kebutuhan investasi produktif termasuk pertumbuhan jaringan dan peningkatan pelanggan.

Baca Juga: CEO Link Net Sebut Tren Konsumsi Hiburan Masyarakat Sejak Awal Pandemi Hingga Saat Ini Terus Alami Pergeseran

Link Net tetap mencatat Average Revenue per User (ARPU) yang tinggi pada FY2021 sebesar Rp348 ribu atau setara dengan US$24.

Pada tahun 2021, Link Net menambahkan 190 ribu homes passed, yang menjadikan total jaringan Link Net sebesar 2,87 juta homes passed. Saat ini, Link Net hadir di 23 kota di Jawa, Medan, Batam, dan Bali.

Pertumbuhan pelanggan menurun pada tahun 2021 akibat dampak negatif COVID19 terhadap ekonomi, kesehatan, dan sosial. Meski telah menerapkan prosedur dan protokol kesehatan yang komprehensif untuk melindungi staf, pelanggan, serta untuk meyakinkan masyarakat, COVID-19 berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas tim sales dan operasional Link Net.

Dengan adanya pembatasan yang dilakukan masyarakat di beberapa wilayah sebagai upaya meningkatkan protokol kesehatan, kondisi ini menghambat kemampuan tim sales dan operasional Link Net untuk menambahkan pelanggan baru.

Pada awal pandemi, terjadi perubahan drastis akan perilaku konsumen yang mengakibatkan peningkatan permintaan akan layanan internet dan Pay TV. Hal ini dipengaruhi juga karena adanya pembatasan sosial, sehingga terjadi peningkatan kebutuhan layanan broadband untuk memfasilitasi kegiatan bekerja dan belajar dari rumah, serta layanan hiburan berbasis online.

Baca Juga: Link Net Kembali Raih Sertifikasi Great Place to Work

"Pada beberapa bulan pertama pandemi, kami menambahkan jumlah pelanggan dengan rekor terbanyak. Namun, setelah kurang lebih 2 tahun masa pandemi, kami melihat terdapat penurunan daya beli pada pelanggan dan masyarakat," kata Marlo Budiman, Presiden Direktur dan CEO PT Link Net Tbk ditulis Kamis (7/4/2022).

Secara umum, tingkat churn tertinggi terjadi pada tahun pertama dalam siklus pelanggan. Setelah menambahkan 171 ribu pelanggan baru pada tahun 2020, seperti yang sudah terjadi sebelumnya, banyak dari pelanggan ini berhenti berlangganan pada tahun 2021.

Penambahan gross subscriber juga menurun pada tahun 2021 karena dampak COVID-19 yang berkelanjutan. Link Net menambahkan 16 ribu pelanggan pada FY2021, menjadikan total pelanggan Link Net sebanyak 855 ribu pelanggan.

Seiring kondisi ekonomi membaik pada tahun 2022, kami berharap tingkat pertumbuhan pelanggan dapat meningkat lebih tinggi.

"Untuk mendukung laju pertumbuhan pelanggan dan mengurangi tingkat churn, kami telah berinvestasi pada tingkat kualitas pelayanan melalui peningkatan operasional, produk, dan jaringan," kata Marlo.

Link Net telah mengembangkan layanan hiburan dan konten olahraga terdepan. Konten olahraga Link Net meliputi Premier League dan Champions League, NBA, Formula 1, MotoGP, tennis, golf, rugby, badminton dan masih banyak lagi. Link Net juga telah meluncurkan paket agregasi OTT pertama di Indonesia di tahun 2021. Produk OTT ini menyediakan pelanggan kami berbagai pilihan konten OTT berkualitas tinggi dengan harga yang lebih rendah dibandingkan berlangganan ke masing-masing OTT secara terpisah.

Perseroan juga akan terus berinvestasi pada penawaran produk dan jaringan untuk menyediakan pengalaman internet dan hiburan kelas dunia kepada pelanggan. Hal ini termasuk pembaharuan jaringan secara strategis, pengawasan, dan respons proaktif terhadap KPI operasional serta peningkatan layanan mandiri secara digital.

Sebagai hasilnya, inisiatif-inisiatif tersebut dan relaksasi pembatasan sosial yang mempengaruhi prospek ekonomi, Link Net menantikan pertumbuhan di tahun 2022.

Pemulihan Kinerja Segmen Enterprise:

Di tahun 2021, segmen enterprise Link Net menunjukkan peningkatan dan mencatat pertumbuhan tertinggi selama tahun berjalan. Pada tahun 2021, pendapatan segmen enterprise meningkat 25% menjadi Rp780 miliar dibandingkan dengan Rp625 miliar pada FY2020.

Segmen enterprise Link Net diharapkan terus menunjukan pemulihan terlepas dampak negatif dari COVID-19.

“Dengan berbagai tantangan di tahun 2021, Link Net masih terus mencatat pertumbuhan pendapatan dan EBITDA masing-masing 10,4% dan 8,5%. Kami akan terus berinvestasi pada jaringan, produk, dan kemampuan teknologi kami untuk menjamin pelanggan kami dapat menikmati layanan hiburan kelas dunia dan internet dengan kecepatan tinggi. Kami senang dapat berperan dalam membuat hidup masyarakat menjadi lebih mudah selama pandemi.” pungkas Marlo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI