Suara.com - Anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) berhasil membukukan pendapatan pra penjualan Rp1,23 triliun di tahun 2021, naik 21% YoY (year on year) dari realisasi pada tahun 2020 yang sebesar Rp1,02 triliun.
Pertumbuhan penjualan LPCK ini berimbas positif kepada kinerja LPKR sebagai induk usaha yang memegang 84% saham LPCK.
LPCK juga menetapkan target pra penjualan Rp1,4 triliun pada tahun 2022 dengan kontribusi utama berasal dari penjualan residensial dan komersial.
Manajemen LPCK menerapkan sejumlah strategi seperti meluncurkan klaster baru rumah tapak dengan harga terjangkau di Waterfront Estates, meluncurkan dan meningkatkan penjualan produk komersial untuk mendukung pertumbuhan wilayah tersebut juga menciptakan basis ekonomi baru, serta menjalankan strategi segmentasi industri.
Baca Juga: Analis Prediksi Pra Penjualan LPKR Meningkat di Tahun Ini
CEO LPKR John Riady sendiri menyampaikan optimismenya terkait dengan industri properti yang dipercaya semakin cerah ke depannya, setelah menunjukkan pemulihan pada tahun 2021.
John juga melihat dua sektor yang masih bertumbuh meski di tengah pandemi Covid-19 yaitu rumah tapak dan logistik yang bertumbuh karena terdorong industri e-commerce.
John mengatakan bahwa di kawasan industri Lippo Cikarang, sekitar 20%-30% pembeli mengembangkan lahan untuk kebutuhan pergudangan.
Selanjutnya, pertumbuhan properti logistik juga didorong oleh kenaikan permintaan atas warehouse atau pergudangan.
"Pendapatan pra penjualan LPKR juga ditopang oleh LPCK melalui penjualan tanah industri, komersil, dan proyek rumah tapak Waterfront Estates." pungkas John.
Baca Juga: Ekspansi Digital SILO Turut Untungkan LPKR