Pemimpin Iran Marah, Peringatkan Negara-negara yang Dukung AS dan Israel

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 05 April 2022 | 15:48 WIB
Pemimpin Iran Marah, Peringatkan Negara-negara yang Dukung AS dan Israel
Presiden Iran yang baru Ebrahim Raisi. (Foto: Atta KENARE/AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala negara Iran, Ebrahim Raisi secara berani menyebut banyak negara di dunia yang tunduk dengan Amerika Serikat dan Israel. Ia juga mengaku murka dengan negara-negara yang tunduk pada kedua negeri adidaya itu.

Hal itu disebut-sebut ia sampaikan saat berbincang dengan koleganya dari Irak, yakni Barham Salih, pada hari Minggu (3/2/2022).

“Negara mana pun di kawasan ini, yang menutup mata terhadap tujuan hegemoni Amerika Serikat dan rezim Zionis, tidak hanya akan melangkah pada hak-hak bangsanya, tetapi juga akan mengundang murka negara-negara Muslim,” kata Raisi.

Ia juga menegaskan, kedua negara saat ini akan fokus demi mencapai kejayaan negara mereka sendiri. "Kami menganggap ketidakamanan sekecil apa pun di Irak sebagai merugikan seluruh wilayah,” katanya. 

Baca Juga: Iran Tuding Amerika Sebagai Biang Terhentinya Pembicaraan Nuklir di Wina

Pada awal Maret lalu, mengutip Warta Ekonomi, Kementerian Luar Negeri Iran secara resmi memperingatkan Irak bahwa mereka tidak akan memaafkan penggunaan lahan di Irak oleh pihak ketiga dan digunakan untuk menyerang Iran alias pangkalan luar negeri dari negara yang memusuhi mereka.

Pesan ini muncul tidak lama setelah Pengawal Revolusi Iran (IRGC) menargetkan ibu kota otonomi Kurdistan Irak, Erbil, dengan lebih dari selusin rudal balistik.

Tembakan salvo itu diklaim untuk menargetkan pangkalan rahasia Israel. Sebelumnya, Duta Besar AS untuk Israel Tom Nides mengizinkan Israel untuk menyerang Iran.

Posisi AS terhadap Israel ini  terlepas dari apakah kesepakatan nuklir ditandatangani antara Teheran dan kekuatan dunia atau tidak.

Baca Juga: Viral! Salat Tarawih Berjamaah di Times Square New York, Imam Syamsi Ali: Itu Bagian dari Religius Freedom

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI