Suara.com - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) berhasil membalikkan keadaan kinerja keuangan mereka sepanjang tahun 2021. Pasalnya setelah mengalami rugi Rp930 miliar di 2020 perseroan berhasil mengantongi laba bersih Rp98 miliar di 2021.
Pencapaian ini mengindikasikan bahwa BNBR telah berhasil mengatasi efek negatif pandemi Covid-19 yang memukul ekonomi Indonesia dan dunia selama 2 tahun belakangan.
Direktur Utama dan CEO BNBR, Anindya N. Bakrie, mengatakan bahwa prestasi ini diraih melalui upaya yang tidak mudah.
“Alhamdulillah, kerja keras dan langkah-langkah efisiensi yang kami tempuh berdampak positif,_ kata Anindya dalam keterangan persnya, Jumat (1/4/2022).
Baca Juga: Astra Internasional Catat Laba Bersih Per Saham Naik 96 Persen Pada 2021
Dirinya pun meyakini kinerja positif ini akan terus berlanjut, seiring dengan bergulirnya sejumlah proyek strategis yang kini tengah dikerjakan perseroan.
"Seperti diketahui, saat ini kami tengah fokus menggarap sejumlah proyek, antara lain dibidang elektrifikasi transportasi – khususnya bus listrik – yang dikembangkan oleh PT VKTR Teknologi Mobilitas, proyek energi baru dan terbarukan (EBT) yang dikerjakan oleh PT Helio Synar, serta proyek-proyek infrastruktur energi lain yang juga terus berprogres,” paparnya.
Dalam Laporan Keuangan Full-Year 2021, indikator finansial BNBR memperlihatkan capaian yang lebih baik jika dibanding tahun sebelumnya.
Direktur Keuangan BNBR, Hendrajanto M. Sakti mengatakan pendapatan bersih memang mengalami penurunan sebesar 3 persen, namun dipulihkan dengan penurunan harga pokok penjualan (HPP) sebesar 11 persen yang berdampak pada naiknya laba kotor Perseroan sebesar 70 persen atau Rp418 miliar di tahun 2021.
"Beban usaha pun turun sebesar 25 persen sehingga kami berhasil mencatatkan laba usaha sebesar Rp24,2 miliar dibanding tahun sebelumnya yang mengalami rugi usaha sebesar Rp279,1 miliar.” paparnya.
Baca Juga: Naik 56 Persen, Bank Danamon Raup Laba Bersih Rp1,6 Triliun Pada 2021
Sejak beberapa tahun belakangan ini memang BNBR konsisten melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki posisi keuangan, terutama dengan merestrukturisasi utang serta menjalankan program cost reduction dan menjalankan efisiensi di tingkat operasional anak-anak usaha.
Perseroan akan terus melanjutkan program restrukturisasi utang yang telah dimulai sejak tahun 2016. Saat ini, upaya mencari titik temu dengan beberapa kreditur untuk mencapai kesepakatan restrukturisasi utang Perseroan masih terus dilakukan.