Suara.com - Direktur Energy Watch Mamit Setiawan menjamin tidak ada perpindahan atau migrasi besar-besaran konsumen ke pertalite, setelah harga pertamax mengalami kenaikan menjadi Rp 12.500 per liter.
Menurutnya, konsumen pertamax kebanyakan konsumen kelas menengah atas yang mementingkan kualitas dibanding harga jual.
"Hal ini dikarenakan pengguna pertamax ini segmented, golongan menengah ke atas yang paham akan pentingnya serta manfaat dari menggunakan bahan bakar dengan RON tinggi," ujarnya saat dihubungi pada Jumat (1/4/2022).
Mamit melanjutkan, kenaikan ini juga masih bersaing dan lebih murah dibandingkan dengan SPBU swasta yang harganya sudah lama naik.
Baca Juga: Pertamax Naik Jadi Rp12.500, Tatang: Mau Protes ke Mana Lagi
"Migrasi ke pertalite saya perkirakan di antara 20-25% saja, itupun akan terjadi di awal-awal kenaikan. Setelah itu, akan ada perubahan kembali pola konsumsi dengan kembali menggunakan pertamax," ucapnya.
PT Pertamina (Persero) resmi menaikan harga BBM Pertamax menjadi Rp 12.500 per liter untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Harga tersebut mulai berlaku pada 1 April 2022.
Dengan penetapan tersebut, maka harga BBM pertamax naik Rp 3.500 dari yang sebelumnya hanya Rp 9.000 per liter.
"Pertamina selalu mempertimbangkan daya beli masyarakat, harga pertamax ini tetap lebih kompetitif di pasar atau dibandingkan harga BBM sejenis dari operator SPBU lainnya. Ini pun baru dilakukan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, sejak tahun 2019," kata Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero) Irto Ginting dalam keterangan di Jakarta, Kamis (31/3/2022).
Penyesuaian harga tersebut, lanjut Irto, masih jauh di bawah nilai keekonomiannya.
Baca Juga: Harga Pertamax Resmi Naik, Modal Kulakan Penjual Eceran Membengkak
Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM, Agung Pribadi menyatakan, dengan mempertimbangkan harga minyak bulan Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari.
Maka, dalam keterangan tertulisnya, Agung mengemukakan harga keekonomian atau batas atas BBM umum RON 92 bulan April 2022 akan lebih tinggi lagi dari Rp 14.526 per liter, bisa jadi sekitar Rp 16.000 per liter.
Dengan demikian, penyesuaian harga Pertamax menjadi Rp 12.500 per liter ini masih lebih rendah Rp 3.500 dari nilai keekonomiannya.
"Ini kita lakukan agar tidak terlalu memberatkan masyarakat," ujar Irto.