Suara.com - Setelah dinobatkan sebagai “The Best Fintech Company” dalam gelaran CNBC Indonesia Awards 2021 silam, pada bulan Maret 2022 aplikasi investasi reksa dana dan Surat Berharga Negara (SBN) untuk pemula, Bibit.id, juga mendapat penghargaan Indonesia WOW Brand 2022 dari MarkPlus, Inc. untuk kategori aplikasi investasi.
"Sebagai aplikasi investasi favorit penggunanya, yang notabene didominasi oleh generasi milenial di 500 kota di seluruh Indonesia, Bibit menyadari arti pentingnya upaya-upaya digital marketing yang menarik, bermanfaat, namun juga terukur," kata Angie Anandita Tjhatra selaku Head of Digital Marketing Bibit ketika menjadi pembicara dalam acara Google APAC Finance Summit 2022 yang dihelat secara virtual.
Menurut Angie, kebanyakan pengguna Bibit adalah investor pemula, muda-mudi berusia 18-35 tahun yang berasal dari kalangan pelajar, fresh graduate, ibu rumah tangga, pekerja kantoran serta orangtua muda, di mana para pengguna ini tergolong sebagai digital native yang mendambakan kemudahan dan kecepatan dalam beraktivitas, termasuk dalam berinvestasi.
"Di samping berbagai inisiatif digital marketing, Bibit juga terus berinovasi dalam menghadirkan fitur-fitur yang relevan dan solutif terhadap kebutuhan pengguna," kata Angie.
Baca Juga: Armand Widjaja dan Walter de Oude Bergabung ke Fintech Reksa Dana Moduit
Beberapa fitur yang menjadi keunggulan Bibit adalah sebagai berikut. Pertama, fitur Nabung Rutin yang membantu pengguna untuk dapat berinvestasi secara konsisten, baik itu dalam skala harian, mingguan maupun bulanan. Fitur Nabung Rutin dapat dengan mudah digunakan oleh investor yang menggunakan GoPay dan Bank Jago.
Kedua, fitur Bibit Bareng yang memungkinkan pengguna menabung reksa dana bersama dengan teman dan keluarga di dalam satu portofolio. Dengan Bibit Bareng, setiap pengguna dapat mencapai tujuan finansial secara bersama. Misalnya, bagi pasangan yang menabung bersama untuk persiapan menikah, teman-teman yang nabung bareng untuk rencana liburan ke luar kota atau luar negeri, dan orangtua yang mempersiapkan biaya pendidikan anak mereka, fitur ini bisa menjadi solusinya. Terakhir, di samping produk reksa dana konvensional, Bibit juga menghadirkan produk-produk reksa dana Syariah.
"Inovasi kami tidak berhenti sampai di sini. Kami sedang mempersiapkan fitur-fitur lainnya untuk memastikan agar setiap pengguna dapat berinvestasi di Bibit dengan aman, nyaman, dan menyenangkan," kata Angie.
Di acara Google APAC Finance Summit 2022, Angie juga menyampaikan sedikitnya dua tantangan utama yang dihadapi oleh Bibit dalam misinya mengajak masyarakat Indonesia untuk berinvestasi di pasar modal. Tantangan yang pertama adalah masih rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat. Meskipun berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan tingkat inklusi keuangan masyarakat Indonesia di tahun 2019 telah mencapai 76,19%, tingkat literasi keuangannya masih berada di kisaran 38,03%.
Menyikapi hal ini, di tahun 2021 Bibit telah mengadakan lebih dari 80 sesi edukasi secara gratis kepada publik. Di tahun 2022, upaya-upaya serupa akan dilanjutkan dan digencarkan dengan cara bermitra dengan berbagai organisasi seperti lembaga pendidikan, pelaku industri di sektor jasa keuangan, media massa, komunitas profesi, komunitas hobi, dan lembaga nonprofit.
Baca Juga: BNI Asset Management Terbitkan Reksa Dana Berbasis Indeks Obligasi
Tantangan yang kedua adalah maraknya praktik investasi bodong yang berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap produk investasi. Mengacu pada data yang disampaikan oleh Satgas Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), praktik-praktik investasi bodong telah merugikan masyarakat Indonesia hingga Rp117,4 triliun dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Sebagai ilustrasi, apabila uang tersebut dibagikan secara merata kepada 270 juta penduduk Indonesia, maka setiap orang akan mendapatkan sekitar Rp435 ribu.
Terkait hal ini, Bibit senantiasa mengajak dan mengingatkan masyarakat Indonesia untuk hanya berinvestasi di platform yang telah berizin dan diawasi oleh regulator di sektor jasa keuangan, misalnya OJK. Masyarakat juga diajak untuk mengambil keputusan investasi secara bijaksana dan tidak trauma terhadap investasi.
"Menghadirkan fitur-fitur yang relevan dan menarik serta menggencarkan upaya edukasi public merupakan dua komponen yang tidak terpisahkan," tutup Angie.