Pemerintah Seharusnya Tak Naikan Harga Pertamax, Begini Skemanya

Rabu, 30 Maret 2022 | 17:37 WIB
Pemerintah Seharusnya Tak Naikan Harga Pertamax, Begini Skemanya
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira. [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, sebenarnya pemerintah tidak perlu menaikan harga pertamax dengan alasan naiknya harga minyak mentah dunia saat ini.

Dia mengemukakan, pemerintah hanya cukup untuk menambah dana kompensasi ke Pertamina atas selisih harga keekonomian yang makin lebar. 

"Pemerintah dapat untung dari windfall harga minyak dunia, membuat ekspor batu bara dan sawit juga menambah penerimaan negara," kata Bhima saat dikonfirmasi Suara.com, Rabu (30/3/2022).

Asumsinya, lanjut Bhima, ketika minyak mentah di atas USD100 per barel, ada tambahan pendapatan negara dari pajak dan PNBP hingga Rp 100 triliun, tambahan ini cukup untuk menambah dana kompensasi yang dimaksud.

Baca Juga: Soal Isu Harga Pertamax Bakal Naik, Warga Menolak: Pasti Pada Lari ke Pertalite

Tak hanya itu, pemerintah juga bisa mendapatkan dana tambahan dari rencana kenaikan tarif PPN yang akan dimulai April mendatang.

"Jadi tahan harga BBM merupakan keputusan yang rasional kalau ingin pemulihan daya beli solid," katanya.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi harga keekonomian bahan bakar minyak RON 92 jenis Pertamax bisa menembus Rp 16.000 per liter pada April 2022. 

Perbandingan harga BBM setara Pertamax di Asia Tenggara jika didasarkan atas kenaikan ini sebenarnya tidak cukup mahal. 

Sebagai contoh, apabila dibandingkan dengan harga BBM non-subsidi se-Asia Tenggara harga BBM di Indonesia tergolong murah. Melansir beberapa sumber, harga BBM di Thailand adalah Rp 20.300 per liter sementara Filipina Rp 18.900 per liter. Sementara di Singapura, harga BBM Rp30.800 per liter dan Laos Rp 23.300. 

Baca Juga: Komisi IV DPR Disebut-sebut Dukung Harga Pertamax Naik, Andre Rosiade: Nggak Ada Bicara Setuju Angka Rp 16 Ribu

Kemudian harga BBM di Myanmar Rp16.6000, Kamboja Rp 16.600, dan Vietnam Rp 19.000. Harga BBM paling murah di ASEAN ternyata ada di Malaysia dengan Rp 7.051 per liter. 

Meski baru sebatas wacana, kenaikan harga pertamax per April menjadi Rp 16.000 telah menghebohkan masyarakat. 

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerjasama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan harga minyak bulan Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari memicu harga keekonomian pertamax melambung.

"Dengan mempertimbangkan harga minyak bulan Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari, maka harga keekonomian atau batas atas BBM umum RON 92 bulan April 2022 akan lebih tinggi lagi dari Rp 14.526 per liter, bisa jadi sekitar Rp 16.000 per liter," ujarnya dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Jumat (25/3/2022).

Agung menyampaikan, pemerintah saat ini masih mencermati harga minyak tersebut, karena apabila terjadi berkepanjangan akan menimbulkan beban beban bagi APBN, Pertamina, dan sektor lainnya.

Hingga akhir Maret 2022, harga minyak dunia masih tinggi di atas 100 dolar AS per barel. Demikian halnya dengan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP). Perkembangan sementara ICP bulan Maret 2022 per tanggal 24 tercatat sebesar 114,55 dolar AS per barel.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI