Bank Dunia Sebut Biaya Transisi Energi Tak Murah, Butuh Kolaborasi

Rabu, 30 Maret 2022 | 17:29 WIB
Bank Dunia Sebut Biaya Transisi Energi Tak Murah, Butuh Kolaborasi
Fabby Tumiwa (iesr.or.id)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presidensi G20 menjadi momentum Indonesia dalam mendorong aksi nyata perubahan iklim. Salah satu yang didorong adalah kontribusi sektor bisnis.

Sektor ini dituntut mendukung pemenuhan masing-masing negara mencapai komitmen net zero emission yang telah ditentukan. Indonesia berkomitmen menjalankan akselarasi transisi energi dengan 3 prinsip, yakni energy security, accesibility, dan affordability agar transisi energi harus berjalan adil dan terjangkau untuk semua pihak.

Transisi energi yang membutuhkan biaya besar tidak boleh meningkatkan angka kemiskinan. Oleh karena itu, dibutuhkan kolaborasi global untuk mencapai tujuan tersebut.

Bank Dunia (World Bank), melalui Program Bantuan Manajemen Sektor Energi (Energy Sector Management Assistance Program, ESMAP), mengusulkan dukungan keuangan dan teknis yang komprehensif kepada negara berpendapatan rendah dan menengah untuk memangkas kemiskinan dan memacu pertumbuhan melalui solusi-solusi energi yang berkelanjutan.

“ESMAP akan mengembangkan Sustainable Renewables Risk Mitigation Initiative (SRMI) dengan pendekatan unik, terintegrasi, dan bisa direplikasi untuk melancarkan stimulus ekonomi hijau melalui investasi publik yang ditargetkan untuk meningkatkan investasi sektor swasta dalam skala besar," kata Fabby Tumiwa, anggota Technical Advisory Group (TAG) ESMAP untuk tahun fiskal 2022-2024, yang juga merupakan Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Rabu (30/3/2022).

Fabby Tumiwa sendiri telah menggeluti kebijakan energi dan perubahan iklim selama lebih 20 tahun, sekaligus praktisi energi terbarukan dan pendukung pemerataan akses energi di Indonesia.

Sehubungan dengan penugasannya di World Bank, apresiasi juga disampaikan oleh Fabby Tumiwa dengan makin banyaknya pihak swasta nasional yang masuk ke penetrasi industri energi terbarukan.

“Kerja sama pihak swasta seperti Utomo SolaRUV dan Sungrow mendukung pembangunan ekosistem PLTS di Indonesia untuk mengakselerasi akses energi yang berkelanjutan dan upaya dekarbonisasi.” ujarnya.

Utomo SolaRUV, perusahaan penyedia jasa solusi PLTS Atap nasional, baru saja menandatangani komitmen kerjasama jangka panjang sebesar 300 MW dengan produsen inverter berskala global, Sungrow Power Supply Co., Ltd.

Baca Juga: Presiden Jokowi Ungkap Dampak Nyata Perubahan Iklim di Indonesia

Penandatanganan kerjasama tersebut bertepatan dengan perhelatan pameran Solartech Indonesia 2022, (19/3), diwakili langsung oleh Darmawan Utomo selaku Direktur Utama PT Utomo Juragan Atap Surya Indonesia dan Benny Xiao dari pihak Sungrow.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI