Suara.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi harga keekonomian bahan bakar minyak RON 92 jenis Pertamax bisa menembus Rp 16.000 per liter pada April 2022. Perbandingan harga BBM setara Pertamax di Asia Tenggara jika didasarkan atas kenaikan ini sebenarnya tidak cukup mahal.
Sebagai contoh, apabila dibandingkan dengan harga BBM non-subsidi se-Asia Tenggara harga BBM di Indonesia tergolong murah. Melansir beberapa sumber, harga BBM di Thailand adalah Rp20.300 per liter sementara Filipina Rp18.900 per liter. Di Singapura harga BBM adalah Rp30.800 per liter dan Laos Rp23.300.
Kemudian harga BBM di Myanmar adalah Rp16.6000, di Kamboja Rp16.600, dan Vietnam Rp19.000. Harga BBM paling murah ternyata ada di Malaysia dengan Rp7.051 per liter.
Meski baru sebatas wacana, kenaikan harga Pertamax per April menjadi Rp16.000 telah menghebohkan masyarakat. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerjasama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan harga minyak bulan Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari memicu harga keekonomian pertamax melambung.
Baca Juga: Kisah Lima Nelayan Anambas Hanyut Sampai ke Malaysia, Gunakan Drum untuk Bertahan Hidup di Laut
"Dengan mempertimbangkan harga minyak bulan Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari, maka harga keekonomian atau batas atas BBM umum RON 92 bulan April 2022 akan lebih tinggi lagi dari Rp14.526 per liter, bisa jadi sekitar Rp16.000 per liter," ujarnya dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Jumat (25/3/2022).
Agung menyampaikan bahwa pemerintah saat ini masih mencermati harga minyak tersebut, karena apabila terjadi berkepanjangan akan menimbulkan beban beban bagi APBN, Pertamina, dan sektor lainnya.
Hingga akhir Maret 2022, harga minyak dunia masih tinggi di atas 100 dolar AS per barel, demikian halnya dengan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP). Perkembangan sementara ICP bulan Maret 2022 per tanggal 24 tercatat sebesar 114,55 dolar AS per barel.
Konflik geopolitik Ukraina dan Rusia masih menjadi faktor yang mendorong kenaikan harga. Pasokan minyak mentah dari Rusia dan Kazakhstan terganggu akibat kerusakan pipa Caspian Pipeline Consortium yang berdampak pada berkurangnya pasokan ke Uni Eropa.
"ICP sementara bulan Maret 2022 per tanggal 24 sebesar 114,55 dolar AS per barel, padahal per tanggal 1 Maret sebesar 110,14 dolar As per barel. Bahkan ICP rata-rata bulan Februari sebesar 95,7 dolar AS per barel. Jadi masih tinggi trennya," jelas Agung.
Baca Juga: Jelang Ramadhan, Pertamina Pastikan Harga Dan Stok BBM Tetap
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni