Memahami Saham Gorengan: Pengertian, Ciri-ciri dan Tips Agar Tak Rugi

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 29 Maret 2022 | 16:31 WIB
Memahami Saham Gorengan: Pengertian, Ciri-ciri dan Tips Agar Tak Rugi
Ilustrasi investasi saham.(Pexels/Anna Nekrashevich)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saham gorengan merupakan praktik yang mesti diwaspadai bagi para investor pemula. Memahami saham gorengan pun cukup mudah caranya. Saham gorengan adalah istilah dalam dunia jual-beli saham dengan jenis yang buruk. Saham-saham ini kemudian dimanipulasi oleh oknum dengan tujuan memperoleh keuntungan. 

Oleh karena itu, pastikan untuk selalu berhati-hati memilih saham, terutama bagi investor pemula yang terjun ke pasar bursa. Alih-alih memperoleh banyak keuntungan, terjebak dalam saham gorengan justru membuat investor boncos. 

Umumnya, para oknum ini akan membentuk suatu opini investor retail agar target tertarim untuk beli saham gorengan tersebut. Saat harga saham tersebut sukses meningkat, oknum tersebut pun akan melancarkan aksi profit taking.

Hal tersebut tentunya berisiko tinggi bagi investor retail, khususnya investor pemula. Saat oknum tersebut sukses memperoleh keuntungan dari harga tertinggi serta memutuskan untuk jual saham tersebut, maka tak menutup kemungkinan bahwa harga saham tersebut akan kembali turun bahkan tertidur.

Baca Juga: Awal Pekan Senin 28 Maret 2022, IHSG Ditutup Menguat 0,67 Persen ke Posisi 7.049

Agar tidak terjebak oleh saham goreng. Mari simak berikut ini ciri-cirinya. Melansir dari berbagai sumber, adapun ciri-ciri aaham gorengan adalah sebagai berikut:

1. Kapitalisasi Pasar Kecil

Umumnya, saham gorengan adalah saham yang berada di luar lapisan saham blue chip. Itu artinya, saham-saham ini mempunyai kapitalisasi yang rendah. Saham-saham di luar lapisan saham blue chip ini dipilih biasanya karena kapitalisasinya rendah sehingga oknum dapat lebih mudah dalam  mengendalikan harga pasar.

2. Volume Harian Tidak Umum

Investor dapat menganalisa volume transaksi dari saham tersebut. Investor perlu memerhatikan saat volume perdagangan saham tiba-tiba meningkat. Oleh karena itu, investor perlu untuk melihat catatan volume transaksi yang sebelumnya. Selain itu, investor juga bisa menunggu hingga volume tersebut memiliki pola teratur.

Baca Juga: Sambut Awal Pekan, IHSG Dibuka Melemah ke Level 6.996

3. Volatilitas Harga Tak Beraturan

Ciri berikutnya, investor bisa juga menganalisis pergerakan harga atau melihat volatilitasnya. Biasanya, saham yang digoreng bisa tiba-tiba melejit tapi juga bisa tiba-tiba terjun bebas.

4. Masuk Daftar UMA 

Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mengawasi saham-saham yang memiliki pergerakan ekstrem yang lebih dari dua hari. Umumnya, saham-saham yang memiliki gerakan mencurigakan akan disemprit BEI.

Selain itu, penting juga bagi investor untuk cek list emiten yang masuk ke radar unusual market activity (UMA). Emiten yang ada dalam radar UMA ini bisa jadi semacam alarm sekaligus peringatan bagi investor. 

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI