Suara.com - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut banyak UMKM kini telah berubah menjadi digital. Apalagi, di masa pandemi ini, bertransformasi digital harus dilakukan untuk bertahan, bangkit, tumbuh, sampai dengan memenangkan persaingan.
Tahun 2020 lalu jumlah UMKM digital di Indonesia hanya 8 juta. Di tengah pandemi, angka ini bertumbuh signifikan, yakni 115 persen dalam rentang 2 tahun.
"Hari ini, setidaknya 17,59 juta UMKM hadir dalam platform lokapasar digital atau e-commerce. Sebanyak 27 persen dari total populasi UMKM, 58 persen dari target 30 juta UMKM onboard ekosistem digital," ujarnya dalam Rakornas Transformasi Digital dan Pendataan Lengkap KUMKM Tahun 2022, Senin (28/3/2022).
Namun demikian, lanjut Teten, transformasi digital bukan semata menghadirkan KUMKM dalam platform digital.
Baca Juga: UMKM di Indonesia Berpeluang Terjun ke Dunia Metaverse
Transformasi digital UMKM adalah sebuah ikhtiar holistik, tidak hanya di aspek pemasaran saja, melainkan juga membangun ekosistem yang meliputi proses bisnis dari hulu ke hilir.
"Dengan pendekatan digital KUMKM tersebut, kami optimis, target yang diberikan Presiden Jokowi dapat tercapai, sehingga kita dapat mengoptimalkan potensi ekonomi digital Indonesia," imbuh Teten.
Pihaknya menargetkan 1 juta UMKM masuk dalam platform pengadaan barang dan jasa pemerintah LKPP, sesuai arahan Presiden, untuk dioptimalkan berbelanja produk dalam negeri, dari UMKM Indonesia.
"Ini adalah perjuangan kita untuk memastikan potensi ekonomi digital sebesar Rp 4.531 triliun di tahun 2030 dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh para pelaku UMKM dan masyarakat Indonesia," pungkas Teten.
Baca Juga: Jokowi Minta Jumlah Koperasi Digital Ditingkatkan dan Target 1 Juta UMKM Masuk e-Katalog Tahun Ini