Suara.com - Saat ini telah banyak penelitian yang dilakukan, baik di dalam dan luar negeri, untuk mengungkap fakta-fakta mengenai produk tembakau alternatif. Kendati demikian, masih banyak pihak yang skeptis terhadap hasil dari kajian tersebut yang membuktikan bahwa produk tembakau alternatif lebih minim risiko daripada rokok.
Guru Besar Universitas Sahid, Profesor Kholil, menjelaskan penolakan terhadap kajian beserta hasilnya merupakan hal yang wajar karena adanya pemikiran skeptis pada beberapa kalangan masyarakat. Sebab, mereka belum sepenuhnya memahami konteks dan tujuan penelitian tersebut.
“Yang perlu dihindari justru sikap judgemental, denial, dan anti-science di kalangan masyarakat,” katanya pada wartawan ditulis Senin (28/3/2022).
Menurut Kholil, penelitian tentang produk tembakau alternatif, seperti pada produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, maupun kantung nikotin, tidak bebas nilai. Akan tetapi, setiap peneliti berupaya untuk melakukan kajian ilmiah secara objektif.
Harapannya, hasil dari riset tersebut menjadi rujukan dalam menyusun kebijakan dan subjek dari diskusi yang dapat diperbedatkan secara ilmiah. Selain itu, ia menekankan pentingnya menyampaikan informasi berbasis fakta hasil kajian-kajian tersebut kepada publik.
“Penelitian tentang produk tembakau alternatif dengan hasil yang positif ataupun negatif tidak selalu menuai adanya pro-kontra, melainkan dapat saling mendukung satu sama lain untuk mengkaji lebih dalam secara ilmiah,” ujar Kholil.
Lantaran masifnya penolakan terhadap penelitian produk tembakau alternatif beserta hasilnya, pandangan yang keliru terhadap produk ini semakin meluas di publik. Padahal, produk tembakau alternatif bisa dimanfaatkan untuk membantu menekan angka prevalensi merokok di Indonesia.
Dengan demikian, Kholil berpendapat para peneliti dan akademisi harus lebih aktif dalam mensosialisasikan penelitian terhadap produk tembakau alternatif kepada pemerintah maupun masyarakat luas. Apalagi, aktivitas tersebut juga merupakan bentuk dari pengabdian kepada masyarakat.
“Informasi yang akurat tentunya dapat diperoleh dari publikasi dan diseminasi hasil kajian melalui berbagi kegiatan seperti artikel pemberitaan, diskusi media, workshop, konferensi ilmiah, seminar dan sebagainya,” kata dia.
Baca Juga: Demi Tekan Prevalensi, Pemerintah Harus Dukung Produk Tembakau Alternatif dengan Regulasi
Kholil melanjutkan, Pemerintah Indonesia juga harus memiliki komitmen yang kuat dalam mendukung berbagai penelitian lokal mengenai produk tembakau alternatif. Dukungan dapat melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, sarana dan prasarana penunjang, pemanfaatan hasil penelitian, hingga pendanaan.